Gigih Rahmat Bisa Datangkan Etnis Uighur dan Rekrut Orang ke Suriah

Terungkap, Dwi Djoko Wiwoho Direkrut Kelompok Gigih Rahmat
Oleh : Irawan
Selasa | 09-08-2016 | 15:26 WIB
Dwi_Jolko_Wiwoho1.jpg
Dwi Djoko Wiwoho, Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam diduga terlibat Islamic State Iraq of Syria atau Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Mabes Polri menyebut Gigih Rahmat Dewa selaku pimpinan teroris Batam yang berencana meluncurkan roket ke Marina Bay Sands, Singapura memiliki peranan penting.

Salah satu peran pentingnya, adalah kelompok Gigih Rahmat menghadirkan masyarakat Uighur (China) ke Indonesia, termasuk mendistribusikan ke kelompok Santoso di Poso, Sulawesti Tengah. Bahkan yang mencengangkan lagi adalah kelompok Gigih Rahmat juga merekrut orang-orang untuk diberangkat ke Suriah menjadi pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Salah satu orang yang direkrut kelompok Gigih Rahmat antara lain Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwi Djoko Wiwoho. Hingga kini keberadaan Djoko belum diketahui keberadaan, diduga sudah berada di Suriah dan Surah.

Dwi Djoko sudah tidak masuk kantor sejak bulan Agustus 2015 lalu. Ketika itu, alasanya cuti menjalankan ibada umroh ke tanah suci Mekah bersama anak dan istri serta keluarga besar istrinya.

Anggota Densus 88 sebelumnya telah memeriksa kediaman Dwi Djoko di kompleks rumah dinas BP Batam di Sei Harapan Sekupang Batam. Namun rumahnya sudah kosong.

BNPT juga memastikan Dwi beserta keluarganya sudah meninggalkan rumahnya. Dari pengecekan ke sekolah kedua putrinya serta ke kampus anak pertamanya di Batam Center, diketahui mereka sudah sejak bulan Agustus 2015 lalu tidak masuk sekolah, sampai hari ini.

BNPT memastikan dipastikan Dwi Djoko telah direkrut oleh sel atau jaringan ISIS di Batam. Jaringan Isis Batam ini baru terungkap, setelah Densus 88 baru menggrebek kelompok Gigih Rahmat beberapa waktu lalu. Sebanyak 6 teroris ditangkap.

"Jaringan Gigih Rahmat selama berada di Batam karena kalau kita lihat peran dia sebagai agen daripada kehadiran masyarakat dari Uighur yang datang dari China kemudian juga dari persiapan orang-orang dari wilayah dalam negeri yang mereka rekrut untuk menuju Suriah. Peran itulah yang kita lihat cukup penting yang harus kita antisipasi," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli di Mabes Polri di Jakarta, Selasa (9/8/2016)

Selain itu, kata Boy, jaringan ini juga perpanjangan tangan misi dari Bahrun Niam. Kelompok ini tersebar di seluruh Indonesia. "Salah satunya adalah kelompok Batam ini," sambungnya.

Boy menuturkan komputer yang disita tersebut biasa digunakan untuk komunikasi dengan pentolan ISIS, Bahrun Naim di Suriah.

"Ada komputer kami sita, dan saat ini seluruh isi percakapan mereka via percakapan di Facebook sedang dikloning," tuturnya.

Boy menambahkan upaya kloning ini mendapat bantuan dari Cyber Crime Mabes Polri. Nantinya isi percakapan mereka akan dianalisis lebih lanjut.

Utamanya untuk mengetahui apa saja isi percakapan mereka, termasuk target-target teror mereka yang lain, selain rencana menerbangkan roket dari Batam ke Marina Bay, Singapura.

"Dari isi percakapan di Facebook, lebih mudah terlihat target-target mereka yang lain. Catatan percakapan mereka sangat penting. So far FB ya jadi masih ini yang sedang diperiksa FBnya. Iya Chating. Itu melalui transaksi elektronik di dunia maya yang mereka lakukan," katanya.

Boy mengatakan awal terungkap peluncuran roket ke Marina Bay, Singapura dari penyelidikan peledakan bom oleh Nur Rohman di Solo. Kedua kelompok ini masih memiliki kaitan dengan Bahrun Niam.

"Hubungan dengan Nur Rohman ya satu, Nur Rohman pernah bekerjasama dengan mereka dalam membawa orang Uighur menuju ke Poso. Semua yang ke Poso jasanya lewat dia. Ini jalurnya kami dengar dari Thailand Selatan masuknya ke Malaysia kemudian ke Indonesia. Kemungkinan besar jalur laut," tuturnya.

Menurutnya keenam terduga teroris itu belum akan dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan. Lantaran keterangan kelompok ini masih dibutuhkan.

"Hari ini kita belum memindahkan karena kita masih membutuhkan keterangan yang bersangkutan untuk pengembangan lebih lanjut terkait keberadaan mereka di Batam," pungkasnya.

Editor: Surya