Tim WFQR Lantamal IV Tanjungpinang Bekuk Perompak Kapal SV Posh Viking
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 07-04-2016 | 16:25 WIB
posh-viking.jpg
Inilah kapal SV Posh Viking yang menjadi korban perompakan. (Foto: Dispen Lantamal IV Tanjungpinang)

BATAMTODAY.COM - Tim Western Fleet Quick Response (WFQR) Lantamal IV Tanjungpinang berhasil membekuk pelaku tindak kejahatan pencurian dengan kekerasan terhadap kapal asing SV Posh Viking yang berlayar dari Australia menuju Singapura, Rabu (6/4/2016).

Setelah mendapat laporan Puskodal Lantamal IV, bahwa telah terjadi tindak kejahatan pencurian dan kekerasan terhadap kapal SV Posh Viking, tim WFQR yang telah tersebar di beberapa tempat mendapat perintah langsung dari Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI S. Irawan, bergerak cepat untuk melaksanakan perburuan pelaku kejahatan yang telah teridentifikasi.

Danlantamal IV memberi target waktu kepada Tim WFQR Lantamal IV agar secepatnya mengkap pelaku sehingga pelaku tidak melarikan diri keluar Pulau Batam. Dengan kerja sama dan koordinasi, akhirnya kurang dari 24 jam, dua orang pelaku pencurian dengan kekerasan berhasil ditangkap oleh Tim WFQR Lantamal IV.

Hingga saat ini, dua orang pelaku yang berinisial RS (19) dan BI (27) yang beralamat di Kampung Agas, Tanjunguma, Batam sedang dalam proses penyidikan dan pengembangan oleh Tim WFQR Lantamal IV.

Sementara barang bukti berupa satu unit pompong tanpa nama dengan mesin Dompeng berkekuatan 24 PK yang digunakan pelaku dalam melakukan aksinya serta damprah kapal berwarna orange yang berukuran besar yang merupakan barang hasil tindak kejahatan serta barang bukti lain telah diamankan oleh tim WFQR Lantamal IV di Tanjunguma, Batam.

Laksamana Pertama TNI S. Irawan mengatakan pihaknya tidak pernah menolelir dan akan terus menumpas segala bentuk kejahatan di laut Kepri sebagai wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab Lantamal IV, mengingat sekecil apapun kejahatan yang terjadi diwilayah perairan khususnya Selat Malaka dan sekitarnya.

"Apabila kita biarkan maka nama Indonesia di mata dunia internasional akan menjadi jelek karena dinilai tidak bisa mengamankan dan memberikan jaminan keamanan terhadap kapal-kapal yang melewati perairan Selat Malaka, sehingga Indonesia akan dikomplain oleh dunia Internasional melalui IMO  (Internasional Maritime Organization) yang merupakan salah satu Badan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah-masalah kemaritiman." kata dia, dalam siaran pers, Kamis (7/4/2016).

Kita buktikan kepada dunia Internasional bahwa ungkapan banyak orang yang mempersepsikan perairan selat Malaka yang dijuluki "The most dangerous waters" karena sering terjadi perompakan dan tindak kriminal lainya,  dengan sendirinya julukan tersebut terpatahkan dengan hasil kerja Tim WFQR Lantamal IV.

Bahkan, kini persepsi tersebut berbalik mendapat pengakuan dan apresiasi dari dunia internasional terhadap kinerja TNI AL/ Koarmabar umumnya dan Lantamal IV khususnya karena dengan metode dan taktik pengamanan yang dilakukan, maka Selat Malaka yang menjadi urat nadi dan jalur perdagangan dunia yang telah aman dari segala bentuk kriminalitas dapat diwujudkan.

"Saat ini kita terus mempertahankan keamanan dan tentunya hal tersebut membutuhkan dukungan dari jajaran Pemerintah Daerah Kepulauan Riau dan elemen masyarakat Kepulauan Riau untuk turut berperan menjaganya," tambahnya.

Dikatakan pula bahwa walaupun di tengah keterbatasan anggaran bukan berati pihaknya diam, namun dapat menyiasatinya dengan mengubah pola operasi yang efektif dan efisien, disamping itu koordinasi dan kerjasama yang kompak segenap jajaran stakeholder yang ada di Kepri akan terus dibina dan laksanakan.

"Kita sudah buktikan dari hasil operasi yang kita laksankan periode sembilan bulan terakhir, berkat arahan dan petunjuk dari Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksda TNI A. Taufiq R., kita telah menangkap 73 orang pelaku kejahatan baik sindikat hingga mastermind-nya telah kita tumpas dan pelaku-pelakunya sudah diproses secara hukum," pungkas.

Editor: Dodo