Pangkohatnas Siap Rebut TAC dari Singapura
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 04-02-2016 | 10:04 WIB
TAC_Singapura_by_straits_time.jpg
Traffic Air Control (TAC) Singapura. (Foto: Straits Times)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Panglima Komando Pertahanan Nasional (Pangkohatnas) TNI AU (Angkatan Udara), Marsekal Muda, Abdul Muis menegaskan, pihaknya akan mengambilalih Traffic Air Control (TAC) wilayah Kepri dari tangan Singapura. Pasalnya selama ini wilayah udara penerbangan di Kepri masih dikendalikan oleh negara berlambang singa tersebut.


"Kita siap membantu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk merebut TAC dari tangan Singapura dan kembali ke NKRI khususnya wilayah Kepri," ujar jendral bintang dua itu saat mengunjungi Satuan Radar (Satrad) 213 Tanjungpinang, Jalan Raya Tanjunguban, Batu 53, Kabupaten Bintan, Rabu (3/2/2016).

Dikatakannya, Rabu (3/2/2016) ini juga akan dilakukan Rapat Koordinasi (Rakor) antara Kemenhub, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan TNI AU membahas persoalan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) khususnya bagian wilayah garda terdepan seperti di Kepri. 

Jadi sebelum Rakor itu dihadirinya, ia menyempatkan diri mengunjungi Satrad 213 ini untuk meninjau kelengkapan persenjataan maupun sarana dan prasarana lainnya dalam menghadapi potensi-potensi kerawanan terhadap gangguan udara di Indonesia, khususnya di Kepri. 

Diakuinya, TAC wilayah udara disekitar Kepri masih dikendalikan oleh pihak Singapura. Namun karena leading sektornya masih di Kemenhub, TNI AU hanya siap membantu agar tidak ada gesekan antara kontrol dan pengamanan.

"Saat ini juga ada Rakor di Kemenhub membahas TAC wilayah Kepri yang masih dikendalikan Singapura. Kita sudah perintahkan Asintel TNI AU untuk memberikan masukan-masukan kepada Kemenhub dan Kemendagri dalam rakor terkait hal ini," katanya.

Ditanya apakah seluruh wilayah udara di Kepri yang dikendalikan Singapura, Musi mengatakan, memang wilayah udara di Kepri tidak sepenuhnya dikendalikan oleh Singapura. Namun dalam ilmu penerbangan, kalaulah penerbangan semakin tinggi maka akan banyak pula traffic take off landing yang akan mengontrolnya. 

Jadi apabila nantinya ada pesawat yang masuk dalam wilayah udara NKRI, maka ia akan mengerahkan pesawat tempur untuk mengusirnya.

"Jika Satrad menagkap ada sasaran yang tidak dikenal terbang diwilayah udara NKRI, maka kita akan tindak tegas dengan mengerahkan pesawat tempur kita untuk mengusirnya,"pungkasnya.

Editor: Dardani