Pemprov Kepri Minta Pelindo Siapkan Layanan GeNose
Oleh : Asyari
Minggu | 25-04-2021 | 16:04 WIB
arif_fadilah_sekda.jpg
Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah (Foto: Dok BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang- Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta PT Pelindo I Cabang Tanjungpinang menyediakan layanan tes GeNose Covid-19 sebagai salah satu syarat perjalanan laut.

Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah di Tanjungpinang, Sabtu (24/4/2021), menyampaikan alat produksi dalam negeri itu sangat penting ada di pelabuhan guna mencegah penyebaran Covid-19 bagi pengguna transportasi laut.

Apalagi, Pemprov Kepri memperbolehkan mudik lokal antarpulau khusus di wilayah itu, sehingga dapat dipastikan permintaan penggunaan GeNose naik tajam.

"Kami wacanakan pemudik antarapulau wajib tes GeNose atau tes cepat antigen sebelum berangkat," kata Arif.

Arif menyampaikan Pelindo Cabang I Tanjungpinang dapat bekerja sama dengan Kimia Farma terkait pengadaan GeNose."Misalkan, Pelindo siapkan tempat. Kimia Farma siapkan alat," tuturnya.

Lebih lanjut, Arif mengutarakan sistem kerja alat pendeteksi Covid-19 GeNose sangat mudah dan murah. GeNose Covid-19 yang merupakan singkatan dari Gadjah Mada Electronic Nose ini, mampu mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas.

Akurasi alat yang mendeteksi gejala awal Covid melalui hembusan napas ini berkaitan dengan banyak hal, mulai dari sensitivitas dan kondisi yang mempengaruhinya.

Prinsip kerja alat berbasis sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence itu, semakin banyak sampel yang dipakai untuk menguji maka tingkat akurasi alat ini pun akan semakin baik.

Persentase akurasi 93-95 persen alat ini diperoleh dari uji diagnostic dari 2.000 subjek lebih di delapan rumah sakit rujukan Covid-19.

Tingkat pengukuran akurasi itu merujuk pada hasil test PCR dari tiap subjek.

Secara sederhana, jika tes alat itu mendapatkan hasil reaktif maka hampir dipastikan subjek itu pasti positif Covid-19. Begitu pula sebaliknya.

Saat deteksi alat itu menunjukkan hasil reaktif, masih ada langkah yang bisa ditempuh operator demi memastikan hasil test itu.

Caranya dengan mengambil jeda 30 menit sebelum melakukan tes kembali, atau setelah ada metabolisme baru dalam tubuh pasien.

Sebab, sensor dari pendeteksi hembusan napas alat ini sangat sensitif, sehingga pasien yang menggunakannya pun harus memenuhi kondisi-kondisi tertentu lebih dulu untuk mendapatkan hasil tes optimal.

Ada sejumlah ketentuan bagi pengguna agar alat ini dapat bekerja optimal.

Pertama, pasien satu jam sebelum pengetesan dilarang mengkonsumsi alkohol.

Kedua, pasien diizinkan untuk makan satu jam sebelum pengetesan namun disarankan tidak mengkonsumsi makanan dengan aroma sensitif seperti jengkol, durian, juga petai.

Ketiga, pasien juga tidak boleh merokok satu jam sebelumnya.

Editor: Surya