Tinjau Makam Tua yang Dikeruk Penambang 

Isdianto Enggan Tindak Aktivitas Tambang Bauksit Ilegal di Bintan
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 25-02-2019 | 19:34 WIB
isdianto-tinjau-makam.jpg
Isidaianto Tinjau Situs Makam Panglima Bintan yang di rusak Penambang Illegal di Bintan. (foto: Charles).

BATAMTODAY.COM, Bintan - Wakil Gubernur Kepulauan Riau H. Isdianto terkesan enggan menindak pertambangan illegal yang diduga merusak situs cagar budaya Makam Timbul 9 Panglima Bintan, di Kampung Gizi Bintan Buyu, Kabupaten Bintan.

Kendati secara nyata telah merusak dan meluluhlantakan sejumlah area di kawasan makam tua itu, namun Isidanto menyatakan kunjunganya ke kawasan tersebut hanya ingin memastikan keberadaan makam tua yang diduga situs cagar budaya Panglima Bintan.

Didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Samsuard dan kepala Inspektorat Kepri Mirza serta Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Yeri Suparna, Isdianto mengaku datang ke lokasi itu, karena mendengar kabar dari masyarakat adanya situs cagar budaya di kawasan itu.

"Sementara ini, kita fokus masalah makam tua ini saja dulu ya. Masalah lainnya, seperti aktivitas tambang dan lainnya kita perlu koordinasikan dengan Dinas Pertambangan dan sebagainya," kilah Isdianto pada wartawan, saat melakukan peninjauan keberadaan situs makam tua yang diduga cagar budaya di area tambang baiksit kampung Gizi Bintan Buyu Kabupaten Bintan, Senin (25/2/2018).

Ditambahkan, kehadirannya ke lokasi adalah untuk menastikan situs cagar budaya tersebut tidak terganggu, apalagi sampai tergusur habis akibat aktivitas penambangan bouksid yang terjadi di sana.

"Tugas saya sebagai Wakil Gubernur adalah pengawasan. Setelah mendengar dari masyarakat, maka saya tergerak untuk melihat langsung di lapangan. Tentu setelah melihat langsung ternyata keberadaan cagar budaya ini masih dalam keadaan utuh," katanya.

Dari peninjauan yang dilakukan di pinggir makam tersebut, terdapat sebuah tanda yang dibuat masyarakat dengan tulisan "Makam Timbul 9 Panglime Bintan".

Adapun 9 nama panglima yang tertulis dalam plang yang dipasang, adalah Tok Marwah Mangse, Tok Sandang Marwah, Tok Mekar Sejagat, Tok Langi Sejagat, Tok Galang Ringgi, Tok Bayu Segare, Tok Langi Segare, Tok Sentani Daun (Panglime Mude) dan Tok Sandang Rangge.

Atas temuan itu, Isidanto menambahakan, akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan tokoh-tokoh adat setempat guna memastikan keberadaan makam tua tersebut.

Jika informasi dan data yang didapat tersebut benar adanya, ia berharap agar lokasi makam tersebut segera dilakukan pembenahan dalam upaya memperindah area makam, agar bisa menjadi salah satu cagar budaya yang ramah dikunjungi wisatawan.

"Jika ini benar, maka saya rasa memang perlu dibikin batu miring di sekeliling area ini. Kemudian makamnya dibersihkan dan ditata layaknya makam-makam cagar budaya lainnya hingga menjadi salah satu destinasi wisata," kata Isdianto.

Sekarang ini tambahnya, pihaknya belum dapat memastikan bentuk asli dari makam-makam yang ada di kawasan tersebut, karena hanya berupa batu dan pepohonan.

"Selanjutnya hal ini akan kita teliti dulu, baru kemudian kita ambil tindakan selanjutnya," pungkas Isdianto.

Editor: Chandra