Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengamat Teknologi Informasi Ungkap Mayoritas Peretas Belajar Autodidak
Oleh : Redaksi
Rabu | 29-08-2018 | 12:28 WIB
peretas-ilustrasi1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Mabes Polri menangkap dua orang tersangka peretasan kartu kredit yang digunakan di Australia. Dua tersangka merupakan mahasiswa di dua universitas berbeda.

"Mereka dua universitas yang satu di Yogyakarta yang satu di Bandung," kata Direktur Tindak Pidana Siber Mabes Polri Brigjen Albertus Rahmad Wibowo, di Bareskrim Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Albertus menjelaskan keduanya belajar menjebol kartu kredit secara autodidak. Melihat kemampuan mahasiswa yang bisa melakukan peretasan, Pengamat Teknologi Informasi dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengungkapkan mayoritas peretas memang autodidak.

"Umumnya hacker mayoritas autodidak. Dari internet banyak sekali sumber mulai hal positif hingga negatif," papar Alfons, Rabu (29/8/2018).

Dia pun mengungkapkan tak ada kursus membobol kartu kredit hingga membobol akun internet banking. Semua dilakukan autodidak dan pengalaman.

"Anak-anak seperti itu perlu dibina dan disadarkan untuk menggunakan skillnya dengan positif, agar bisa mengharumkan nama bangsa juga. Bukan untuk aktivitas kriminal," paparnya.

Aksi peretasan yang dilakukan mahasiswa Indonesia terhadap e-commerce dan pemilik kartu kredit di Australia terbilang cukup besar.

Ada sekitar 4.000 kartu kredit yang dikumpulkan tersangka dan sebanyak sembilan kartu telah digunakan untuk berbelanja. Total kerugian dari kasus ini mencapai sekitar AUS$20 ribu atau sekitar Rp215 juta.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha