Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Triwulan III 2017, Ekonomi Kepri Diprediksi Belum Pulih dari Keterpurukan
Oleh : Ismail
Selasa | 24-10-2017 | 11:50 WIB
Kepala-BPS-Kepri1.gif Honda-Batam
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar. (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kondisi perekonomian Kepri pada triwulan ketiga tahun 2017 diprediksi tidak terlalu mengalami peningkatan yang berarti. Meski mengalami peningkatan, namun dalam persentase angka tidak akan signifikan.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Panusunan Siregar saat dijumpai di Kantornya, Jalan Ahmad Yani Tanjungpinang, Senin (23/10/2017) kemarin. Menurutnya, kondisi pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan ketiga masih belum pulih atau masih mengalami perlambatan.

"Kalau untuk angka pastinya belum ada, karena belum waktunya. Namun kayaknya belum pulih banget," ujarnya kepada BATAMTODAY.COM.

Ia memaparkan, meski pada triwulan ketiga 2017 ini pertumbuhan ekonomi Kepri sudah ada tanda peningkatan, namun tidak akan signifikan. Kenaikan tersebut disebabkan serapan belanja APBD yang saat ini masih terus digenjot oleh Pemerintah Daerah.

Kendati demikian, Panusunan mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemprov Kepri untuk merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Hal tersebut sangat penting dilakukan, mengingat target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,58 persen sulit untuk dicapai. Maka dari itu, dengan direvisinya RPJMD Kepri, diharapkan gubernur dapat menyediakan solusi dalam pembangunan untuk meningkatkan investasi demi menumbuhkembangan perekonomian Kepri kedepan.

"Saya mengusulkan ke Sekda agar ke depan merevisi RPJMD. Karena target itu sulit untuk dicapai," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan ekonomi Kepri akan lebih baik ke depan, jika pemerintah mampu mengendalikan pertumbuhan investasi, konsumsi rumah tangga yang efektif serta mampu mendorong daya serap anggaran yang merata.

"Memang dampak lain yang mempengaruhi ini, matinya aktivitas pertambangan, melemahnya industri pengolahan dan konstruksi di Kepri. Di tambah lagi, PAD Kepri masih sangat tergantung dengan Kota Batam. Sehingga kisruh di Batam belum lama ini, juga pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi," bebernya.

Oleh karena itu, tambah Panusunan, untuk meningkatkan perekonomian pada 2018 mendatang Pemprov bersama Pemkab/Pemko harus bersinergi demi menumbuhkan iklim investasi di daerahnya.

"Sekarang ini kita hanta bertumpu pada industri manufaktur di Batam. Jika, disana anjlok, maka dampaknya seperti sekarang. Sudah saatnya memeratakan perekonomian dengan menggali potensi masing-masing daerah," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Kepri Tahun 2017 di triwulan pertama tumbuh hanya 2,02 persen. Lalu, mengalami penurunan drastis pada triwulan kedua sebesar 1,52 persen atau menempati posisi kedua dari bawah pertumbuhan ekonomi di 34 Provinsi se-Indonesia.

Editor: Yudha