TANJUNGPINANG, batamtoday - Penyelenggaraan pembauran kebangsaan di daerah merupakan proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku dan etnis melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya pendidikan dan perekenomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus mengurangi identitas masing-masing. 

Demikian dikatakan wakil wali kota Tanjungpinang Edward Mushalli dalam amanahnya, pada seminar Peningkatan Peran Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Tanjungpinang, yang dilaksanakan di Hotel Laguna, Rabu (30/11/2011).

“Kita patut berbangga sabagai warga masyarakat Tanjungpinang, karena ditengah-tengah kasus yang sedang melanda di beberapa daerah tentang kerusuhan, kota kita sampai saat ini tetap aman dan tenteram," kata Edward.

Dalam acara yang juga dihadiri segenap Kepala SKPD, FKPD, camat/lurah, serta tokoh masyarakat ini, Edwar juga menyampaikan, kesadaran masyarakat sendiri akan makna dari logo Pemerintah Kota yang berupa payung kuning dengan 12 garisnya yang menandakan kehidupan di Kota Tanjungpinang ini dilindungi oleh norma-norma adat dan agama yang berpatokan pada Gurindam 12 yang juga bersumber dari Al Quran dan Hadist.

“Ini menandakan, dengan kita berpegang teguh pada norma, niscaya kerukunan antar ras, suku dan etnis akan tetap terjaga dan terpelihara," ujarnya.

FPK, tambah Edward, merupakan wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antarwarga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebanggsaan. Adapun fungsi FPK itu sendiri antara lain menjaring aspirasi masyarakat, menyelenggarakan forum dialog dan sosialisasi kebijakan yang berkaitan dengan pembauran kebangsaan.

“Semoga suasana ini dapat terus dipelihara untuk masa-masa yang akan datang”. Tutur Edward.

Acara seminar Peningkatan Peran Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Tanjungpinang ini sendiri akan digelar selama 2 hari mulai tanggal 30 November hingga 1 Desember 2011 dan diikuti 171 orang peserta.