Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Renggut Lima Nyawa Pekerja

Komisi IV DPRD Batam Minta Polisi Usut Tuntas Kecelakaan Kerja di PT ASL Shipyard
Oleh : Yosri Nofriadi
Senin | 11-09-2017 | 20:39 WIB
Korban-terbakar31.gif Honda-Batam
Salah satu korban yang akan dibawa ke rumah sakit Embung Fatimah (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kecelakaan kerja yang menewaskan lima orang pekerja galangan kapal di PT ASL Shipyard, menyita perhatian banyak pihak, terutama dari pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam.

Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Marlon Brando, meminta supaya kasus tersebut diselidiki sebab dan akibatya, apakah kelalaian dalam bekerja atau memang perusahaan tersebut kurang mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), bukan hanya mengejar keuntungan semata.

"Saya harap dalam kejadian ini, pihak kepolisian yang menangani kasus ini agar transparan untuk masyarakat umum, apakah dikarenakan kelalaian kerja atau bagaimana," ujar Marlon, Senin (11/9/2017).

Bukan itu saja, bahkan dia sekaligus meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Kepri agar segera turun ke lapangan untuk melakukan investigasi pengecekan seluruh sertifikasi alat kerja yang digunakan perusahaan, termasuk Standar Operasi Prosedur (SOP) yang dijalankan ketika peristiwa kecelakaan kerja tersebut terjadi.

"Pihak Disnaker perlu berkordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan penyebab kejadian tersebut. Jika terjadi kelalaian, maka terindikasi di dalamnya unsur pidana yang harus ditindak oleh petugas kepolisian. Jadi saya tekankan kepada polisi harus tegas menyimpulkan apa permasalahan sebenarnya," ujarnya lagi.

Menurut Marlon, masih banyak kasus-kasus akibat kecelakaan kerja yang selalu putus di tengah jalan. Hal ini kata Marlon, akan menjadi preseden buruk ke depan, sehingga perusahaan kurang peduli dengan keselamatan kerja karyawannya.

"Biar tahu apa yang sebenarnya terjadi, sehingga menjadi acuan ke depan agar hal-hal yang tak diinginkan bisa dihindari," ujar Marlon.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, kapal tanker Gamkonora milik Pertamina yang sedang dikerjakan di PT ASL Siphiyard terbakar, Kamis (7/9/2017) sore. Akibat kejadian itu, lima orang pekerja dari subcon PT Sinar Cendana tewas. Kelima korban tersebut adalah, Nimrot Hutagalung, Onik Saputra, Faisal Koto, Rusli Tan dan Milik Majida.

Kebakaran terjadi diduga karena kurangnya pengawasan perusahaan atas keselamatan para pekerja. Informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian dan pekerja sebelum terjadi kebakaran itu, ada sekelompok pekerja yang sedang mengerjakan bagian tanki mesin kapal dengan mengunakan alat las.

Sebelum dilakukan pengerjaan, seharusnya lokasi yang dikerjakan, harus bersih dari sisa-sisa minyak. Saat dilakukan pengelasan, di lokasi harus terus disiram air. Namun, dari keterangan pekerja itu tidak dilakukan oleh pekerja tersebut.

Atas kejadian itu, pihak kepolisian menduga jika petugas safety (keamanan) perusahaan yang mengamankan, tidak maksimal mengawasi para pekerja. Petugas safety seharusnya memastikan kapal yang akan direpair harus steril. Safety juga harus turun ke lokasi yang akan dikerjakan itu untuk memastikan oksigen dalam ruang yang dikerjakan.

Diduga karena kelalaian pihak perusahaan itu lah, kapal tanker Pertamina Gamkonora terbakar, karena percikan api las mengenai tanki kapal yang masih ada sisa-sisa minyak.

Editor: Udin