Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masa Bhakti Direksi Perusda Habis, Pemda Anambas Belum Ambil Langkah
Oleh : Fredy Silalahi
Jum\'at | 04-08-2017 | 16:38 WIB
Wabup-Anambas,-Wan-Zuhendra1.gif Honda-Batam
Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas akan terlebih dahulu menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perusahaan Daerah (Perusda) Anambas Sejahtera. Pasalnya, Pemda belum menentukan jadwal untuk menentukan Dewan Pengawas Perusda tersebut.

"Masa bhakti Direksi Perusda memang sudah habis per Juli 2017. Tetapi untuk masuk ke tahap selanjutnya, tentu ada proses yang dilalui. Sebelum itu, maka kami persiapkan dulu Plt-nya," ujar Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra, Jumat (4/8/2017).

Wan mengakui, pihaknya juga intens melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepri terkait Perusda tersebut. "Artinya butuh koordinasi, ini terkait etika," ujarnya singkat.

Terkait Plt, Wan enggan membeberkan sejumlah nama. Namun dia berharap, siapapun yang ditunjuk sebagai Plt, dapat bekerja maksimal. Dan menghidupkan kembali Perusda.

"Kami berharap, salah satu visi-misi kami juga terdorong melalui Perusda ini, yakni untuk kesejahteraan masyarakat. Tentu Perusda harus mampu mengontrol harga pasar, dan mampu menurunkan disparitas harga," jelasnya.?

?Sebelumnya, ?sejumlah masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas menganggap keberadaan Perusahaan Daerah (Perusda) Anambas Sejahtera hanya membuang uang Negara tanpa manfaat. Pasalnya, hingga saat ini Perusda mati suri tanpa ada kegiatan.

"Yang kami ketahui, Pemda selalu memberikan modal hingga miliaran kepada Perusda. Tetapi sejak Perusda berdiri, belum ada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat luas," ujar salah satu warga, Suheri, belum lama ini.

Dia menguraikan, keberadaan Perusda semata hanya menghambur-hamburkan uang Negara. Menurutnya, tidak ada program Perusda Anambas Sejahtera berjalan. Bahkan harga sembako selalu melambung tinggi.

"Tol Laut sudah beroperasi sejak 2016 lalu, di sini Perusda sangat mempunyai peluang besar melakukan disparitas harga sembako. Tetapi Perusda tidak ada muncul sampai sekarang, sehingga Tol Laut hanya dikuasi sekelompok pengusaha dan harga tetap melambung tinggi," sesalnya.

Editor: Udin