Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Atasi Kenaikan Harga, Pemerintah Himbau Tanam Cabe di Pekarangan
Oleh : Redaksi
Kamis | 06-01-2011 | 18:30 WIB
cabe.jpg Honda-Batam

Tanaman Cabe siap panen. Foto by Biofob

Jakarta, batamtoday - Pemerintah mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi lonjakan harga cabai. Akhirnya, sebagai solusi, pemerintah mengimbau masyarakat menanam cabai di perkarangan rumah.

Demikian dikatakan Menteri Perdagangan Mari Elka, Kamis (06/01/2011).

Menurutnya Penyebab pasokan cabai menjadi jauh berkurang karena faktor cuaca dan hama. Kendati demikian, Mari mengatakan, pemerintah tidak lepas tangan. Sebab, katanya, pemerintah tetap menjaga agar tidak ada gangguan distribusi dan produksi seperti serangan penyakit. Karena itu, Mari mendorong, masyarakat untuk menanam cabai di halam rumah masing-masing.

"Saya sudah menanam cabai di perkarangan. Ada 200 pohon cabai di dalam pot-pot," kata Mari.

Seperti diketahui, belakangan, harga cabai sempat mencapai Rp 100.000 per kilogram. Penyebabnya karena pasokan yang berkurang akibat kegagalan panen.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Suswono. Pemerintah, katanya, bahkan telah menyiapkan antisipasi karena tanaman cabai membutuhkan waktu tiga bulan untuk menghasilkan.

“Ketika sudah menghasilkan ini sebetulnya 1-2 tahun masih bisa panen terus. Oleh karena itu nanti kira-kira tiga bulan sebelum lebaran misalnya gerakan ini akan lebih diintensifkan lagi. Dengan cara kita memberikan bibit gratis,” katanya.

Bahkan, Suswono memastikan di  2011 ini pemerintah akan menggalakkan program tanam cabe sejak awal. Program ini, menurut Mentan, menjadi momentum bahwa cabai sebenarnya mudah ditanam di pekarangan yang sempit. Bahkan, tambahnya, di Jakarta pun bisa dilakukan dengan cara hortikultura. “Bikin semacam pot atau rak, sayur-sayuran pun sebenarnya bisa dilakukan,” kata dia.

Satu-satunya hal yang disayangkan, tambahnya, hanya kebiasaan masyarakat sekarang yang instan dan lebih memilih untuk membeli ketimbang menanam. Tindakan seperti itulah yang membuat suplainya berkurang.

Untuk menjalankan program ini, kata Suswono, pemerintah sudah menyiapkan anggaran. Namun ia enggan mengungkap jumlahnya. “Memang nanti kalau toh tidak mencukupi kita bisa menswitch anggaran mana yang kira-kira lebih prioritas,” ujarnya.