Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jazilul Fawaid Desak Presiden RI Sikapi Kebiadaban Israel
Oleh : Irawan
Senin | 24-07-2017 | 14:02 WIB
jazilul.gif Honda-Batam
Anggota Komisi III DPR yang Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Nusantara Mengaji Jazilul Fawaid mengutuk keras kebiadaban tentara Israel atas warga Palestina yang menutup Masjidil Aqsa dan menolak warga Palestina untuk beribadah.

Kekejian Israel itu bukan saja melanggar perjanjian PBB, tetapi juga melakukan pelanggaran HAM berat, sehingga yang harus disikapi Presiden Joko Wdodo (Jokowi) dengan tegas, termasuk juga Organisasi Konferensi Islam (OKI) dunia.

"Presiden Jokowi seharusnya mengambil prakarsa untuk mengundang para pemimpin negara-negara Islam untuk membahas dan mencari solusi konkret atas kebiadaban tentara Israel atas Paletisna itu," tegas Jazilul Fawaid kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (24/7/2017).

Jazil sapaan akrab Jazilul Fawaid menyerukan agar umat Islam khususnya warga Nahdatul Ulama di seluruh Indonesia untuk melakukan 'Qunut Nazilah' agar Allah SWT menurunkan azab atas kebiadaban Israel yang nyata-nyata telah melakukan kejahatan kemanusiaan tersebut.

Anggota Komisi III DPR yang membidangi hukum ini menilai Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, seharusnya mengambil peran untuk menghentikan pelanggaran HAM berat Israel di Palestina tersebut.

"Kami mendesak Presiden Jokowi sebagai pemimpin negara muslim terbesar di dunia, sebagai solidaritas dan komitmen kemanusian yang pernah dijanjikan untuk Palestina yang berdaulat dan damai. Jadi, tunjukkanlah prakarsa Islam Indonesia untuk warga Palestina yang tertindas," kata Ketua Umum Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Quran (IKAPTIQ) itu.

Jazil kembali berharap Presiden RI Jokowi mengambil prakarsa untuk mengundang pemimpin negara-negara OKI ke Indonesia, bukan sebatas komunikasi dan meminta-minta pada Amerika Serikat untuk menekan Israel.

"Apalagi tindakan Israel merupakan pelanggaran berulangkali terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB dan pelanggaran HAM yang tidak dapat ditolerans," pungkasnya.

Editor: Surya