Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orangtua Siswa Protes Penerapan Aturan Zonasi PPDB di Lingga
Oleh : Bayu Yiyandi
Selasa | 11-07-2017 | 14:14 WIB
PPDB-Ilustrasi12.gif Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Zona wilayah yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) untuk tahun ajaran 2017/2018 memberatkan para orang tua siswa di Kabupaten Lingga.

Pasalnya, mereka menilai aturan tersebut tidak cocok bagi wilayah seperti Lingga yang memiliki begitu banyak pulaunya. Ditambah lagi jumlah penduduk yang belum begitu pesat, sehingga jarang setiap sekolah baik SD, SMP, dan SMA mengalami kekurangan murid.

"Kita mendukung kebijakan yang telah ditetapkan pusat ini, cuma harus melihat juga kondisi daerah. Kalau di Lingga ini belum cocok," kata salah satu tokoh masyarakat desa Nerekeh, Kecamatan Lingga, Dani yang mendengar keluhan para orang tua siswa di desanya itu kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (11/7/2017).

Dia menceritakan keluhan itu datang saat para orang di desanya ingin mendaftarkan anaknya ke sekolah yang berada di Ibukota Kabupaten Lingga yakni SMP 1 Lingga.

Namun ketika ingin mendaftar pihak UPTD Kecamatan Lingga menghimbau para orang tua itu untuk tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut. Karena desa Nerekeh yang juga merupakan wilayah teknis UPTD itu mempunyai zona wilayah SMP yang berada di Desa Musai.

"Kita tahu aturan itu sesuai zona. Tapi Desa Nerekeh ini rentang kendali menuju ke Musai dan ke Daik Ibukota Kabupaten Lingga sama jauhnya. Kalau seperti ini UPTD terkesan memaksa," ujar Dani.

Untuk itu dia menyarankan kepada Pihak UPTD maupun Dinas Pendidikan agar tidak terlalu keras terhadap aturan maupun kebijakan yang dibuat oleh pusat. Karena menurutnya kebijakan tersebut dibuat hanyalah untuk wilayah seperti Jawa yang perbandingan jumlah penduduknya lebih besar, bukan Kepri apalagi Lingga.

"Di Batam aja tidak menggunakan zonasi wilayah ini karena melihat daya tampung setiap Kecamatan itu lebih siswanya dan tidak tertampung. Terus tidak boleh sekolah di luar zona, kan tak masuk akal. Nah kenapa Lingga juga dibuat. Kita takut emosional, mental dan keinginan siswa jadi down. Hanya karena mereka ingin sekolah disitu tapi aturan melarang," tutur Dani.

Editor: Yudha