Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketika Pesepakbola Termahal Dunia Bicara soal Terorisme, Islam dan Kematian
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 30-06-2017 | 20:02 WIB
Paul-Pogba.gif Honda-Batam
Foto dari Twitter Marwan Ahmed yang ditayangkan Daily Mail ini menunjukkan Paul Pogba tengah mengenakan pakaian ihram, Sabtu (27/5/2017). (Dok. Daily Mail)

BATAMTODAY.COM, London - Berbeda dari kesehariannya sebagai olahragawan, pemain sepak bola termahal di dunia, Paul Pogba berbicara mengenai terorisme, agama, dan kematian.

Pogba menegaskan, empat serangan teror yang melanda Inggris tahun ini, tidak ada hubungannya dengan agama.

Bintang Manchester United berusia 24 tahun yang beragama Islam dan melakukan ziarah ke Mekkah setelah akhir musim lalu, mengatakan, orang tidak boleh menyerah kepada teror.

Pernyataan itu diungkapkan Pogba dalam sebuah wawancara yang dirilis majalah Esquire edisi terbaru, yang dikutip kantor berita AFP, Jumat (30/6/2017).

Pemain internasional Perancis yang baru kehilangan ayahnya Fassou pada bulan Mei lalu, dikenal sebagai pemain inspirasional di final Liga Europa.

Final itu digelar dua hari setelah seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di akhir sebuah konser musik pop di Kota Manchester.

Dalam laga itu, Manchester United mengalahkan Ajax 2-0, dan Pogba pun mencetak gol kedua.

Dia mendedikasikan kemenangan itu untuk 22 korban tewas, dan puluhan korban luka pada konser Ariana Grande.

"Ini saat yang sangat sulit, tapi Anda tidak bisa menyerah, kita tidak bisa membiarkan mereka masuk ke dalam kepala kita, kita harus berjuang untuk itu," kata Pogba.

"Hal-hal yang menyedihkan terjadi dalam hidup, tapi Anda tidak bisa berhenti hidup, Anda tidak bisa membunuh manusia."

"Membunuh manusia adalah hal yang gila, dan saya tak ingin meletakkan agama di dalamnya," tegas dia.  

"Ini bukan Islam dan semua orang tahu itu, saya tidak akan menjadi satu-satunya yang mengatakan itu," sambung dia.

Pogba, yang juga memenangi Piala Liga di musim pertamanya di Manchester United, mengatakan, dia kehilangan kegembiraannya saat ayahnya meninggal pada usia 79 tahun.

"Bila Anda kehilangan seseorang yang Anda cintai, Anda tidak berpikir dengan cara yang sama," katanya.

"Karena itulah saya bilang, saya menikmati hidup, karena hidup berjalan sangat cepat."

"Saya ingat saat saya berbicara dengan ayah saya dan sekarang dia sudah tidak ada di sini."

"Dia adalah orang yang sangat kuat, dan juga sangat keras kepala. Dia berjuang, meski hal itu sulit untuk orang seusia dia."

Pogba mengaku sadar, saat ini dia sangat dikenal kerena predikatnya sebagai pemain termahal dunia. Namun sesungguhnya, kata dia, hal itu tak ada bedanya ketika kematian datang.

"Di penghujung hari, saat kamu mati, yang paling mahal atau pun yang lebih murah, mereka masuk kuburan yang sama."

Sumber: AFP
Editor: Udin