Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bunga Kredit Perbankan Indonesia Paling Tinggi di ASEAN
Oleh : sn
Selasa | 08-11-2011 | 08:16 WIB

JAKARTA, batamtoday - Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI) Wimboh Santoso mengatakan, industri perbankan Indonesia paling tidak efektif jika dibandingkan dengan industri perbankan di negara-negara lain.

Di antara negara-negara di kawasan ASEAN, industri perbankan di Indonesia ternyata menjadi nomor satu paling tinggi dalam menawarkan suku bunga kredit.

"Suku bunga kredit perbankan kita masih tertinggi di ASEAN. Ketika yang dibandingkan adalah inflasi yang rendah di negara kawasan ASEAN lain, namun BI berpandangan inflasi kita terus turun harusnya suku bunga juga turun. Ini menjadi cita-cita BI untuk menurunkan suku bunga kredit bank agar sektor riil dan masyarakat bisa diuntungkan," kata Wimboh kepada wartawan di Kantor Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin malam (7/11/2011).

Menurutnya, pihaknya sedang terus berusaha fokus mengatur bank dengan menerapkan transparansi suku bunga. Bagaimanapun harus turun agar kompetitif.

Jarak alias range suku bunga acuan (BI Rate) dengan suku bunga kredit itu cukup tinggi. Idealnya, range antara suku bunga acuan BI dengan suku bunga kredit itu harusnya 3% atau 300 bps.

Apabila saat ini BI Rate di 6,5% maka suku bunga kredit harusnya di posisi 9,5% selisih 300 bps atau 3%. Namun saat ini mencapai 5% lebih.

Wimboh mengatakan, dengan aturan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang dirilis dalam sebuah aturan diharapkan ke depan suku bunga kredit bisa turun. Bank sentral berupaya bagaimana industri perbankan Indonesia bisa memberikan kontribusi dalam perekonomian dengan memberikan bunga rendah kepada masyarakat.

"Overall, effort kita agar industri perbankan itu bisa memberikan sumbangannya kepada industri-industri dan sektor riil serta intinya yang meminta kredit bisa menikmati suku bunga yang lebih murah. Itu sasaran kedepan," ujarnya.

Dengan memberikan suku bunga tinggi ini maka margin bunga bersih alias Net Interest Margin (NIM) perbankan Indonesia cukup menggairahkan. Bank mampu meraup laba yang cukup besar melalui tingginya suku bunga kredit yang ditawarkan.

Di tengah inflasi yang cukup terkendali, serta BI Rate yang rendah, suku bunga kredit perbankan harusnya bisa turun.