Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pancasila Sangat Diperlukan di Indonesia sebagai Negara yang Majemuk
Oleh : Irawan
Rabu | 14-06-2017 | 09:26 WIB
diskusi-012.gif Honda-Batam
Diskusi kebangsaan bertajuk 'Pancasila Sebagai Integrasi Negara dan Agama' di Rumah Dinas Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ideologi Pancasila sebagai jembatan pemersatu bangsa Indonesia sudah mulai meredup. Di mana, nilai-nilai Pancasila tidak lagi menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Demikian disampaikan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Yudi Latif, dalam diskusi kebangsaan bertajuk "Pancasila Sebagai Integrasi Negara dan Agama" di Rumah Dinas Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Menurutnya, belakangan ketika terjadi gejolak sosial di masyarakat, baru disadari bahwa keberadaan Pancasila sangat diperlukan di Indonesia sebagai negara yang majemuk.

"Saya sering mengatakan Pancasila ini seperti bintang yang hanya bisa dilihat di gelap malam, artinya di rutinitas terang kita tidak bisa melihat gunanya, tapi ketika di dalam gelap baru kita sadar ternyata penting Pancasila itu," kata Yudi.

Selama ini, kata Yudi, barang kali Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih sibuk membangun infrasturktur, dengan mengabaikan karakter sosial di masyarakat. Atas dasar itulah, Presiden Jokowi mengeluarkan Perpres pembentukan UKP-PIP.

"Jadi sebenarnya apa yang terjadi belakangan ini menyadarkan banyak orang bahwa pembangunan selama ini bukan hanya sekedar pembangunan hal fisik, bangunan itu mudah dirubuhkan. Bagi Indonesi yang majemuk ini sangat penting Pancasila. Di mana Pancasila itu menjadi alat kontribusi sosial," tegasnya.

Meski lembaga yang mensosialisasikan Pancasila itu sudah banyak, kata Yudi, yang bisa konsen dari UKP-PIP ini adalah untuk memastikan nilai Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Jadi pendekatannya kita akan membentuk jaringan-jaringan. Kita ingin mengerjakan Pancasila itu di dalam kenyataan hidup. Jadi tidak perlu lama, tapi membekas," tegasnya.

Sedangkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan selamat kepada Yudi Latief yang telah resmi diangkat menjadi Kepala UKP PIP.

UKP PIP ini menurut Fahri adalah keinginan kuat banyak pihak untuk berbicara soal Pancasila dengan bobot yang lebih bermutu dan lebih dalam.

"Kita ucapkan selamat kepada Kang Yudi menjalankan satu misi yang masih misteri," kata Fahri.

Perdebatan ideologi ini, lanjut dia, hadir kembali sebetulnya dalam situasi agak keruh. Tapi, ujarnya, mungkin kekeruhan ini yang akan dijernihkan kembali dengan ditunjuknya Yudi Latif.

"Sehingga perdebatan negara makin berbobot. Karena rasanya perdebatan soal Pancasila belum pernah mendalam. Jadi mari kita rayakan UKP-PIP ini," tegasnya.

Selain itu, Fahri juga mengungkap kebanggaannya terhadap Yudi sebagai teman. "Mari kita beri makna baik dan luas, sehingga orkestra yang ingin dia kembangkan, agar diskusi makin besar, sebab kita pernah ada tragedi Pancasila yang dibenturkan dengan agama. Kita tak mau itu terjadi lagi, walau masih ada saja yang dangkal pemikirannya sehingga mau membenturkan juga," pungkas Fahri.

Editor: Surya