Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

7.000 Penerima Formulir C-6 di Batamindo Golput
Oleh : Dodo
Rabu | 05-01-2011 | 17:38 WIB
Sepi.jpg Honda-Batam

Sepi - Suasana salah satu TPS di kawasan industri Batamindo yang sepi dari kehadiran para pemilih dalam Pilkada Batam.

Batam, batamtoday - Sebanyak hampir 7.000 dari sekitar 8.500 orang penerima formulir C-6 di kawasan industri Batamindo, Muka Kuning memilih untuk tidak memilih dalam pemungutan suara di Pilkada Kota Batam.

Angka ini cukup fantastis mengingat dari sekitar 24 TPS yang ada di salah satu kawasan industri terbesar di Batam itu hanya sebanyak 1.523 orang saja yang menggunakan hak pilihnya.

Andi Mapisangka, manajer Corporate Social Responsibiltiy PT. Batamindo Investment Cakrawala mengatakan pihaknya telah memberikan himbauan kepada seluruh perusahaan yang bernaung dalam kawasan industri tersebut untuk memberikan kesempatan kepada pekerja untuk memberikan hak pilihnya.

"Himbauan mengenai adanya Pilkada Kota Batam telah kami berikan kepada seluruh perusahaan di lingkungan Batamindo," kata Andi.

Dia mengaku tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi politik pekerja dalam momentum Pilkada saat ini.

Pantauan batamtoday di lapangan mendapati hampir seluruh TPS yang berada di kawasan itu cukup sepi dari pemilih.

"Kami tidak memprediksi penyebab malasnya pekerja mendatangi TPS," ujar salah seorang petugas di TPS setempat.

Total pekerja yang terdaftar dalam DPT di kawasan Batamindo sebanyak 12.000 orang namun hanya sekitar 8.500 orang saja yang menerima undangan C-6.

Dari 24 TPS yang berada di tempat tersebut total suara yang terhitung hanya mencapai 1.523 suara dengan rincian 1.495 suara sah dan 28 suara tidak sah.

Pasangan Ria-Zainal menjadi kampiun dengan perolehan suara sebanyak 460 suara disusul pasangan Dahlan-Rudi yang meraup 353 suara dan pasangan Hakim-Bahrum mendapatkan 317 suara.

Sedangkan pasangan Nada-Nur mendapatkan 284 suara diikuti Aripin-Irwansyah di posisi buncit dengan 53 suara.

Rendahnya partisipasi politik di kawasan industri Batamindo diyakini beberapa pihak sebagai wujud ketidakpercayaan kaum pekerja terhadap janji-janji politik calon penguasa.