Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mental Anak Bisa Terganggu Jika Orangtua Sering Berbuat Kasar
Oleh : Redaksi
Sabtu | 10-06-2017 | 11:38 WIB
kasar-01.gif Honda-Batam
Ilustrasi perlakuan kasar orangtua terhadap anak. (motherandbaby.co.id)

BATAMTODAY.COM, Batam - Apakah Anda suka memukul anak ketika anak melakukan kesalahan? Jika ya, sebaiknya Anda berpikir ulang ketika akan melakukannya di lain kesempatan. Sebab menurut sebuah studi, memukul anak hanya membuat mereka lebih agresif dan berperilaku buruk.

"Ada kepercayaan umum bahwa pukulan yang diberikan orangtua kepada anak dalam hubungan yang positif tidak akan berbahaya bagi anak," kata Shawna Lee, asisten profesor di University of Michigan School of Social Work.

Tapi peneliti Amerika menemukan dampak terhadap kedisiplinan anak, terlepas dari seberapa baik hubungan antara orangtua dan anak.

"Kami mampu menguji bahwa memukul diprediksi lebih buruk dampaknya bagi perilaku anak dari waktu ke waktu, terlepas apakah ibunya bersikap hangat atau tidak kepada anak-anak," imbuhnya Shawna Lee.

Dia menambahkan , meskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa memukul mampu membuat anak lebih agresif, orangtua masih sering menggunakan hukuman fisik untuk mendisiplinkan anak.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 3.200 keluarga kulit putih di kota-kota besar di Amerika. Data dikumpulkan saat anak berusia 1, 3 dan 5 tahun.

Para ibu ditanya seberapa sering mereka memukul anak dan seberapa sering mereka bersikap hangat kepada anak. Para ibu juga diminta untuk melaporkan perilaku agresif anak.

Para peneliti menemukan bahwa ada peningkatan risiko depresi dan perilaku buruk pada remaja yang ibunya sering kasar baik dalam verbal maupun fisik.

Memiliki ibu yang sering berteriak dan memberi hukuman fisik terhadap anak cenderung membuat anak berisiko mengalami kesehatan mental ke tingkat yang lebih besar. Ini mungkin karena remaja merasa trauma dan terancam atas kekerasan fisik.

Sebaliknya, ibu yang berteriak namun tidak memberi hukuman fisik tampaknya tidak meningkatkan risiko masalah psikologis di kalangan remaja.

Di sisi lain, ayah yang kasar secara verbal mempengaruhi kesehatan mental remaja, terlepas dari apakah kekerasan secara verbal disertai dengan kekerasan fisik.

Sumber: Intisari-Online.com
Editor: Gokli