Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Optimis Pemerataan Pendidikan di Kepri akan Tuntas

Nurdin Berniat Ubah Paradigma Sekolah Pelosok Jadi Sekolah Favorit
Oleh : Ismail
Kamis | 08-06-2017 | 18:02 WIB
Nurdin-safari-ramadan1.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri Nurdin Basirun, saat safari Ramadan di Tanjungsiambang (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpiang - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) baru akan diberlakukan Juli mendatang. Melihat dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, paradigma para orangtua akan mengedepankan putra-putrinya masuk ke sekolah-sekolah negeri yang dinilai populer dan favorit.

Alasannya klasik. Biaya masuk sekolah terjangkau, tenaga pengajar yang baik, serta sarana dan prasana sekolah juga memadai, menjadi alasan utama para orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tersebut. Tak ayal, pada musim PPDB, sekolah-sekolah tersebut akan dibanjiri para pendaftar di masing-masing Kab/Kota di Kepri.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kepri Nurdin Basirun, mengimbau agar orangtua tidak perlu mengutamakan putra-putrinya masuk ke sekolah favorit, sehingga mengabaikan sekolah yang ada di pelosok.
Dikatannya, belum tentu sekolah di pelosok itu adalah sekolah yang tidak bagus. Memang, diakuinya, saat ini fasilitas pendidikan di Kepri belum merata seluruhnya. Masih banyak sekolah-sekolah yang di daerah-daerah terpencil masih serba kekurangan fasilitas.

Namun ia optimis, ke depan akan lebih memperhatikan pendidikan di daaerah-daerah tertinggal tersebut. Hal tersebut bertujuan, guna memberikan rasa keadilan serta pemerataan bagi dunia pendidikan di Kepri.

"Memilih sekolah favorit atau sekolah yang ada di perkotaan, ini sudah jadi pengalaman setiap tahun. Mereka lebih banyak mengejar sekolah favorit, makanya ke depan kita berpikir sekolah yang berada di pelosok harus bagus," terang Nurdin usai menggelar safari Ramadan di Masjid Al Jannatul Mawa, Jalan Sukarno Hatta Tanjungpinang, Rabu (5/6/2017) kemarin.

Ia juga berharap, paradigma masyarakat yang selama ini mengedepankan sekolah favorit dan mengabaikan sekolah di pelosok itu bisa diubah. Karena, tidak tepat untuk saat ini.

"Tidak demikian, ke depan kita berpikir sekolah di pelosok itu harus bagus. Mulai dari infrastruktur dan gurunya. Kita balikkan eforia ini," tegasnya

"Ke depan kita optimis, semua sekolah di pelosok maupun di perkotaan jadi sekolah favorite," tutupnya.

Editor: Udin