Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Seksualiti Merdeka Berdiri 2008, Kenapa Kini Diharamkan
Oleh : sn
Sabtu | 05-11-2011 | 11:12 WIB

MALAYSIA, batamtoday - Persatuan Mahasiswa UKM (PMUKM) mempertanyakan mengapa pihak berkuasa, khususnya polisi dan pelbagai pihak yang tiba-tiba saja hendak bertindak mengharamkan Festival Seksualiti Merdeka sedangkan organisasi itu berdiri sejak 2008.

Biro kerohanian dan pembangunan insan PMUKM, berkata bahwa program yang sama juga pernah diresmikan oleh anak seorang pemimpin utama negara dan dibiarkan begitu tanpa diperdebatkan.

"Namun di sebalik perihal ia dihebohkan hari ini, masih ramai tidak mengetahui bahwa penganjuran Seksualiti Merdeka telah bermula sejak tahun 2008 lagi. Malahan, salah seorang anak tokoh pemimpin negara juga mengaku meresmikan program tersebut beberapa tahun yang lalu, selain Ambiga Sreenevasan tahun ini," katanya.

Program 'Seksualiti Merdeka 2011' dijadwalkan berlangsung di The Annaxe Gallery dengan tema 'queer without feer'. Ia dikatakan bertujuan memperkasakan hak golongan homoseksual (golongan lesbian, gay, bisexual and transgender - LGBT) agar mereka dihormati dan diterima di masyarakat negara ini.

Akibat desakan pelbagai pihak yang membuat laporan polisi, Timbalan Ketua Polisi Negara Datuk Seri Khalid Abu Bakar, Kamis lalu, mengisaratkan pengharaman semua aktivitas penganjur 'Seksualiti Merdeka' yang dijadwalkan pada 9 hingga 13 November ini.

Bagi PMUKM, program begini yang menjadi sebab kepada beberapa pihak tegas melahirkan kegusaran apabila konser artis gay Elton John ke Malaysia dibenarkan pada 22 November ini walaupun harus maklum soal latar belakangnya.

"Kita memohon agar mereka yang kembali menjalani kehidupan normal berasaskan petunjuk Allah SWT, Tuhan yang mencipta manusia. Sifir dalam Islam sungguh indah dan damai malah membawa ketenangan yang dicari dalam hidup sebagaimana yang dijelaskan di dalam Firman Allah SWT di dalam surah Ar-Ruum ayat 21," ujarnya lagi.

Justru, PMUKM mendesak semua pihak supaya tidak lari dari fitrah dan meninggalkan kehidupan beragama karena jiwa tidak akan tenteram dan tidak pun boleh menyelesaikan masalah malahan lebih buruk lagi. "Kebebasan ada peraturannya, memang manusia diberikan kebebasan menyuarakan pandangan tetapi hendaklah di dalam kerangka yang dibenarkan dan tidak bertentangan dengan fitrah kejadian manusia," tulis siaran pers PMUKM seperti dilansir Malaysiakini, Sabtu (5/11/2011).