Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ajang Teknologi Tepat Guna Provinsi Kepri 2017

Ini Dia Mesin Pembuat Tali dari Limbah Koran dan Plastik
Oleh : Michael Elya Silalahi
Jum\'at | 19-05-2017 | 08:12 WIB
mesin-daur-ulang-01.gif Honda-Batam
Inilah mesin pembuat tali dari limbah koran dan plastik. (Foto: Mika Elya Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Provinsi Kepri 2017 menghadirkan aneka inovasi mesin. Salah satunya, mesin pembuat tali dari limbah koran dan plastik. Menariknya, mesin itu bukan hasil karya mahasiswa, tapi Ibu-ibu UUPKS Tali Kasih Tanjung Piayu Batam

Perwakilan UUPKS Tali Kasih, Novi, menjelaskan, tahun ini kedua kalinya mereka diberi kepercayaan oleh pemerintah Provinsi Kepri untuk mengikuti lomba TTG. Tahun 2016 lalu mereka berhasil menghadirkan inovasi mesin tenun modern yang menyabet penghargaan sebagai juara harapan II.

"Kita tidak menyangka bisa dipilih kembali tahun ini, untuk mewakili Batam pada ajang yang sama. Dari sekitar 100 peserta yang mengajukan proposal, mesin pembuat tali kami terpilih masuk 30 besar," ujar Novi, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, mesin itu berfungsi sebagai mesin penggulung untuk mendaur ulang limbah plastik dan koran, hingga menjadi tali. Tali yang dihasilkan dari pengolahan limbah dapat dimanfaatkan masyarakat banyak dan juga bernilai ekonomis.

"Sampah plastik dan koran ada disekitar kita. Awalnya tidak tau cara untuk mengelolah limbah-limbah itu. Kami coba buat peralatan manual yang ukurannya sederhana agar limbah tersebut bisa kita ubah menjadi tali, pengganti benang woll. Hasilnya untuk buat tiga meter gulungan tali butuh waktu yang lama," tuturnya.

Dalam prosesnya tim UUPKS Tali Kasih Tanjungpiayu Batam, mencari inovasi untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan mereka dalam mendaur ulang limbah. Mesin pembuat tali dari limbah koran dan plastik, sudah mulai dikembangkan hampir satu tahun, bekerjasama dengan mahasiswa Politeknik Negeri Batam.

"Inovasi mesin penggulung yang diciptakan, dapat menghasilkan sekitar tiga meter tali dalam waktu satu menit. Kalau manual satu menit hanya dapat 1,5 meter. Sangat membantu tugas kita, karena tiap harinya kami mengolah 1 kg koran bekas untuk menghasilkan 200 meter tali, " ungkapya.

Lebih lanjut dijelaskannya, tali hasil olahan limbah plastik dan koran dapat dimanfaatkan seperti benang woll untuk merajut produk-produk handmade atau kreativitas, seperti tas, tempat lampu, dompet, dan peralatan rumah lainya. Diakuinya, teknologi sederhana ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mudah. Tidak ada kerumitan yang tinggi dalam menggunakan teknologi sederhana tersebut.

"Gampang dipraktekan, tinggal pencet tombol. Nanti mesinnya bekerja menggulung kertas dan plastik. Bisa bervariasi juga dengan menggabungkan dua warna," katanya.

Melalui penggunaan teknologi itu di lingkungan masyarakat, UUPKS dapat memberdayakan para anggotanya untuk mendukung perekonomian keluarga. Melalui hasil karya menggunakan limbah disekitar, khususnya kaum ibu bisa memperoleh penghasilan setiap harinya.

"Teknologi yang dapat menjangkau dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjadi tujuan kita mengcreate teknologi ini," pungkasnya.

Editor: Dardani