BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Sejak dibangun pada tahun 2013 lalu , tower Telkomsel yang ada di Pulau Pekajang, Kecamatan Lingga hingga saat ini tak kunjung difungsikan. Akibatnya warga Pekajang kesulitan mendapatkan dan memberikan informasi.

Meski sudah pernah dijanjikan oleh pemerintah setempat maupun Pemprov Kepri untuk segera diperhatikan, namun hal itu tak juga pernah ditepati oleh kedua belah pihak. Hasilnya sejumlah masyarakat di desa tersebut menganggap telah dianak-tirikan sehingga menjadi terisolir.

“Ini yang membuat mereka bertanya-tanya, kenapa tower tersebut belum juga difungsikan, sementara sudah lama dibangun," cerita Wakil Ketua I DPRD Lingga, Kamaruddin Ali, kepada BATAMTODAY.COM saat dirinya berkunjung mendengar keluhan masyarakat desa tersebut, Selasa (25/4/2017).

Dia mengatakan, permasalahan jaringan komunikasi di wilayah terluar Kabupaten Lingga itu sudah seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah setempat.

Terlebih di zaman sekarang ini, kebutuhan untuk mendapatkan akses komunikasi menurutnya telah menjadi kebutuhan pokok seluruh masyarakat.

“Komunikasi masyarakat Pekajang tidak lancar. Yang kita khawatirkan jika terjadi suatu persoalan seperti kecelakaan atau kasus lainnya, kita baru mengetahui butuh waktu yang panjang,” ungkapnya.

Saat ini dikatakan Kamaruddin, untuk mencari jaringan seluler, masyarakat Desa Pekajang harus turun ke laut hingga tiga jam ke arah Provinsi Bangka Belitung. Melihat hal demikian, selaku wakil rakyat dirinya merasa sangat prihatin.

“Sesuai dengan program nawacita Indonesia yang ketiga. Kita minta agar Pemkab dan Pemprov Kepri segera mengaktifkan tower yang sudah berdiri saat ini. Kita sangat butuh itu,” imbuhnya.

“Ini harus menjadi perhatian Pemprov dan Pemkab Lingga. Jangan sampai berlarut–larut. Kita dari DPRD siap memplotingkan anggaran untuk itu,” ujarnya lagi.

Selain itu, pria yang akrab disapa Wakden ini, juga menyampaikan permasalahan pendidikan yang terjadi di Desa Pekajang.

Dengan kondisi wilayah yang jauh dari pusat Ibukota Kabupaten dan tidak tersedianya Sekolah Menengah Atas (SMA), membuat anak-anak di Desa Pejakang, Kecamatan Lingga memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya.

Yang ada, sebagian anak lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaan orangtuanya menjadi seorang nelayan untuk membantu perekonomian keluarga.

Melihat kondisi itu, dia meminta agar Bupati Lingga segera menyurati Gubernur Kepri, Nurdin Basirun. Karena kewenangannya yang kini berada di Provinsi.

Dia juga berharap pemerintah daerah maupun provinsi, bersinergi menyediakan fasilitas dan sarana pendidikan 12 tahun di Pekajang.

"Kami minta Bupati Lingga segera menyurati Gubernur Kepri, Pak Nurdin Basirun. Kewenangan SMA tanggung jawab provinsi. Pekajang perlu SMA," tegas Kamarudin Ali yang mengaku telah menyurati langsung Bupati Lingga terkait masalah pendidikan di Desa Pejakang tersebut.

Selama ini jelas Kamarudin, hanya sebagian saja anak-anak Pekajang yang memiliki kemampuan dan keinginan melanjutkan sekolah. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, pilihannya hanya ada di Dabo, pulau Lingga dan provinsi tetangga yakni Bangka Belitung.

"Anak banyak yang putus sekolah. Selesai SMP mereka tidak melanjutkan. Kondisi geografisnya yang memang jauh, perlu kebijakan pemerintah menyediakan sekolah tingkat SMA. Ekonomi juga menjadi soal," kata Kamarudin.

Ia menyarankan, minimal pemerintah menyediakan kelas jauh untuk pendidikan anak-anak di Pekajang.

"Paling tidak kelas jauh. Agar anak-anak dapat mengecap pendidikan. Agar anak-anak tidak putus sekolah," pintanya

Editor: Udin