Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ratusan Buruh Berdemo di Gedung Graha Kepri, Ini Tuntutannya..
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 13-04-2017 | 14:50 WIB
demo-fspmi11.jpg Honda-Batam

Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Batam, menggelar aksi demo di depan Gedung Graha Kepri, Kamis (13/4/2017). (Foto: Romi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Batam, menggelar aksi demo di depan Gedung Graha Kepri. Dengan mengajukan lima tuntutan, para buruh mulai memadati lokasi sejak pukul 10.00 WIB, Kamis (13/4/2017).

Panglima Garda Metal FSPMI Batam, Suprapto, mengatakan, lima tuntutan yang disampaikan dalam aksi itu ditujukan kepada Gubernur Kepri, yang terdiri dari, cabut PP 78 tahun 2005, menolak upah murah dan melakukan aksi solidaritas untuk anggota PUK SLP FSPMI PT Sleming Gresik. Kemudian, pemerintah harus melakukan tindakan tegas menangkap dalang koruptor KTP elektronik serta menolak kenaikan tarif listrik.

"Kami sengaja melakukan aksi di depan Gedung Graha Kepri untuk menyampaikan lima tuntutan. Selain menyampaikan kepentingan untuk pekerja, juga menyampaikan kepentingan untuk masyarakat," ungkapnya.

Dijelaskan Suprapto, saat ini masyarakat Indonesia dan Batam khususnya sangat kesulitan dalam melakukan pengurusan administrasi karena harus menggunakan KTP. Padahal, sejauh ini selalu terkendala dengan blanko KTP yang tidak ada.

"Kalaupun ada seperti saat ini, Batam hanya mendapat sekitar 10 ribu blangko. Sementara yang mengajukan perekaman mencapai 70 ribu orang lebih. Nah seharusnya pemerintah mencarikan solusi. Para koruptor yang memakan anggaran untuk pembuatan balangko KTP harus ditangkap, karena kami yakin ada permainan dalam kondisi ini," jelasnya.

Begitu juga dengan kenaikan tarif listrik di Batam yang dirasakan sangst membebani masyarakat. Gaji yang rendah, tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Apalagi harga kebutuhan pokok di pasaran juga naik.

"Karena itu kami menolak upah rendah dan kenaikan tarif listrik. Karena ini akan memberatkan masysrakat. Perekonomian juga semakin menurun. Kami mengharapkan pemerintah bisa mempertimbangan kondisi ini," pungkasnya.

Pantauan di lokasi, aksi damai tersebut dilakukan hingga pukul 13.00 WIB. Kemudian para buruh membubarkan diri setelah selesai istirahat makan siang.

Editor: Yudha