BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Selain menunggu kehadiran tiga tersangka Korupsi, penerima dan pemberi dua mobil dan 25 motor Mega Pro, pemberian Bank Syariah Mandiri (BSM) untuk diperiksa, Kejaksaan Tinggi Kepri menyatakan, masih terus menelisik keterlibatan mantan terpidana dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) 2010, Surya Darma (SD).

"Dalam korupsi pemberian mobil dan motor ini, SD diperiksa sebagai saksi, karena informasinya, dia yang menjual sejumlah motor tersebut ke sejumlah dialer. Itu yang perlu kami telisik," ujar Asisten Pidana Khusus Kejati Kepri, Feritas SH, Rabu (8/2/2017) di Tanjugpinang.

Selain saksi Sp, Feritas juga menyatakan akan memanggil mantan Sekda Anambas, Radja Tjelak Nur Djalal, yang saat ini sebagai tersangka dalam kasus pembelian Mess dan Asrama Mahasiswa yang saat ini kasusnya sedang disidangkan di Pengadilan.

"Seluruh saksi yang terkait akan kami periksa, termasuk mantan Sekda, yang juga disebut memperoleh satu dari 25 motor Mega Pro pemberian Bank BSM atas penempatan Giro dan Deposit APBD Anambas ini," sebutnya.

Dua Kali Mangkir, Tiga Tersangka Korupsi Bank BSM Terancam Dipanggil Paksa

Sementara itu, terkait dengan tiga tersangka yang sudah ditetapkan Kejaksaan Tinggi Kepri mengatakan, hingga saat ini masih dilakukan pemanggilan yang kedua, kepada tersangka Tengku Muchtarudin, Ivan dan Khairul Rijal.

"Saat ini pemanggilan kedua pada tiga tersangka untuk hadir pada Senin, minggu depan sudah kami kirimkan. Mudah-mudahan mereka kooperatif," ujar Ferrytas.

Jika dalam pemanggilan kedua juga tidak datang, Kejaksaan Tinggi Kepri akan kembali melakukan pemanggilan ketiga, serta pelaksanaan upaya paksa, melalui penjemputan pada ketiga tersangka.

"Kami meminta dan mengharapkan ketiga tersangka datang dan kooperatif, sehingga proses penyidikan kasus BSM ini dapat berjalan dengan baik. Jika tidak, maka upaya paksa atau penangkapan akan kami lakukan," tegasnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Kepri mengatakan, masih menunggu kekooperatipan tiga tersangka korupsi penerima Mobil Toyota Fortuner, Avanza, dan 25 unit motor Mega Pro, pemberian Bank Syariah Mandiri (BSM) atas penyimpanan Giro dan Deposito, ratusan miliar dana APBD kabupaten Kepulauan Anambas 2104-2015.

Selain masih menunggu kedatangan ketiga tersangka, Kejati Kepri juga dikatakan Feritas, juga telah mengajukan cegah tangkal (cekal) bagi tiga tersangka untuk bepergian ke luar negeri.

Kejaksaan tinggi Kepri juga telah menetapkan Mantan Bupati Anambas, Tengku Muchtarudin (Mt), mantan Kabag Keuangan Anambas Ivan (Iv) serta Mantan Kepala Cabang Bank Sariyah Mandiri (BSM) Tanjungpinang berinisial Khairul Rijal sebagai tersangka korupsi pemberi dan penerima mobil dan motor atas penyimpanan Giro dan Defosito dana APBD 2011 dan 2012 Kabupaten Kepulauan Anambas di Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Tanjungpinang.

Penetapan ketiga tersangka korupsi dana apresiasi pemberian mobil dan motor atas penyimpanan dana APBD di Bank Syariah Mandiri cabang Tanjungpinang ini, diumumkan Kajati Kepri kepada sejumlah wartawan di Gedung Kejati Kepri, Selasa (31/1/2017).

Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri, Yunan Harjaka SH, didampingi Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi, Asri Agung Putra SH serta penyidiknya mengatakan, penetapan tersangka TM, Iv dan KR, dilakukan setelah memenuhi dua alat bukti serta pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan, gelar perkara dan pemeriksaan saksi ahli, atas korupsi pemberiaan mobil dan motor oleh mantan Kepala Cabang Bank BSM tersangka KR kepada tersangka TM, Iv selaku Kepala daerah dan dan mantan Kabag keuangan Pemkab Anambas.

"Ketiga tiga orang ini kami tetapkan sebagai tersangka, sebagai pemberi dan penerima mobil dan motor, atas apresiasi penyimpanan Deposito dan dana Giro APBD‎ Anambas senilai Rp130 milliar 2011-2012, dan mobil serta motor tersebut tidak dicatat sebagai aset negara, tetapi digunakan untuk kepentingan sendiri," ujar Kajati Kepri ini.

Atas perbuatan ketiga tersangka, tambah Kajati Kepri lagi, mengakibatakan kerugian negara Rp1,2 miliar atas penerimaan dan penjualan dua mobil dan motor yang dilakukan tersangka pemberi dan penerima.

"Atas perbuatannya, ketiga tersangka, TM, Iv dan KR, kami jerat dengan Pasal 2 jo Pasal 3 jo Pasal 11, Pasal 5 jo Pasal 13 UU nomor 31 tahun 1999, sebagaimana diubah dengan UU nomor 20 tahun 2001, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi," sebutnya.

Editor: Udin