Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

MUI Akan Beri Sanksi Ibstisjaroh yang Diam-diam Bertemu Presiden Israel
Oleh : Redaksi
Minggu | 22-01-2017 | 15:00 WIB
Honda-Batam

Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Istibsyaroh (kiri duduk), serta rombongan bertemu dengan Presiden Israel Reuven Rivlin di Tel Aviv (kanan duduk) (Foto: GPO/Mark Neiman)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan akan ada sanksi untuk Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Istibsyaroh yang menemui Presiden Israel Reuven Rivlin di Tel Aviv. Sanksi tersebut bisa berupa teguran hingga pemberhentian.

"Akan diberi sanksi. Sanksinya tergantung dari tingkat kesalahannya. Dari teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pemberhentian dari kepengurusan," kata Waketum MUI Zainut Tauhid di Jakar ta,Sabtu (21/1/2017).

Zainut menuturkan, MUI secepatnya menggelar rapat untuk menentukan sanksi tersebut. Salah satu agenda dalam rapat pimpinan yakni masalah tersebut akan dilakukan pada Selasa (24/1) besok.

"MUI melarang semua pengurusnya menghadiri undangan dari pejabat Israel. Larangan tersebut berlaku tanpa syarat. Jika ada yang melanggar MUI akan mengevaluasi pengurus yang melanggar tersebut dan jika terbukti bersalah akan memberikan sanksi," ujarnya.

Zainut menegaskan, MUI tidak terikat dengan semua hasil pembicaraan yang dilakukan oleh Istibsyaroh dengan Presiden Israel. MUI tidak memiliki tanggung jawab secara organisatoris maupun secara hukum dengan peristiwa tersebut.

"MUI tetap berkomitmen untuk membantu rakyat Palestina melepaskan diri dari cengkeraman zionis Israel menjadi negara yang merdeka dan berdaulat," tuturnya.

MUI juga telah mengkonfirmasi soal pertemuan tersebut dengan Istibsyaroh. "Melalui Ibu Profesor Amany Lubis salah seorang Ketua MUI sudah diminta keterangannya dan benar bahwa kunjungan Ibu Istibsyaroh ke Israel tidak atas nama MUI, tapi atas nama pribadi," tuturnya.

Telah mendengar
Sementara itu, MUI telah mendengar keterangan dari Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI Istibsyaroh. Dari pengakuan tersebut, Istibsyaroh mengungkapkan tidak mengetahui akan ada pertemuan dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.

"Jadi kami juga baru minta pendapatnya (Istibsyaroh). Ibu Istibsyaroh tidak tahu akan ada pertemuan dengan Presiden Israel. Dia diajak ada rombongan, ada beberapa nama. Termasuk adiknya yang mengajak ke Israel," ujar Ketua MUI Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga Prof DR Amany Lubis.

Dari penjelasan Istibsyaroh kepada MUI, dirinya mengunjungi Israel untuk ke Masjid Al-Aqsa. Pihak MUI sendiri menegaskan tidak ada pembicaraan ataupun agenda soal keberangkatan Istibsyaroh ke Israel.

"Ibu Istibsyaroh berangkat secara pribadi dari Surabaya. Kunjungan ke sana untuk ke Masjid Al-Aqsa. Tidak pernah dibicarakan di MUI, tidak ada pembicaraan apa pun," terangnya.

Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Israel (www.mfa.gov.il), terpampang foto Istibsyaroh bersama beberapa orang lainnya bersama Presiden Rivlin. Istibsyaroh terlihat duduk di samping Rivlin.

Dalam siaran pers yang berjudul President Rivlin meets Muslim leaders from Indonesia, Rivlin, dalam keterangan lewat juru bicara presiden, menerima dengan baik delegasi dari Indonesia. Kepada Istibsyaroh dan delegasi, ia mengatakan demokrasi di Israel bukan hanya untuk Yahudi, tapi untuk semua orang.

"Kami tidak punya perang dengan Islam. Sayangnya, ada orang yang menolak ide Negara Israel itu sendiri, seperti Iran, Hizbullah, Hamas, secara keras dan jelas bahwa tak ada jalan untuk mengakui Israel, dari kacamata Pan-Islamisme," tutur Rivlin.

Menurut Rivlin, pihaknya tak berperang melawan Islam. Hanya saja, ada beberapa orang yang menolak gagasan Negara Israel dan tak mengakui mereka.

Istibsyaroh mengaku merasa terhormat bisa berada di Israel, "Indonesia terdiri atas 17 ribu pulau, terbang dari satu sisi ke sisi lain memakan waktu 10 jam. Meskipun ada beragam agama dan budaya yang berbeda, mereka dapat tinggal sebagai satu warga, warga negara Indonesia," urai Istibsyaroh.

Editor: Surya