Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Saifudin Sulap Drum Bekas jadi Sofa Tamu
Oleh : Ismail
Kamis | 19-01-2017 | 18:50 WIB
kerajinan-tangan-dari-drum-bekas.gif Honda-Batam

Saifudin menunjukkan hasil kerajinan tangannya dari drum bekas (Foto: Ismail)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Kekreatifitasan seseorang memang tidak bisa dibatasi oleh apa pun. Itulah yang ditunjukkan Saifudin, Warga Gang Darussalam, Tokojo Kota Kijang, Kecamatan Bintan Timur (Bintim). Menariknya, di tangan pemuda ini, sejumlah barang bekas dapat disulap menjadi berbagai barang yang bermanfaat.

Berawal dari keisengannya "berselancar" di internet dengan membaca berbagai artikel bermanfaat, kini ia berhasil menciptakan berbagai produk rumah tangga berbahan barang bekas yang tidak terpakai, sehingga menjadi barang bermanfaat yang bisa digunakan di rumah.

Salah satu produk andalannya adalah sofa beserta meja berbahan dasar drum bekas.

Ia menceritakan, bisnis pembuatan produk "furniture" berbahan drum ini, dimulainya sejak Juni 2016 lalu. Saat itu, ia bersama kedua rekannya menjadi korban Pemutusan Hak Kerja (PHK) oleh salah satu perusahaan di kawasan Kijang, Bintan Timur.

Setelah lama menganggur, dengan modal seadanya dan pengetahuan dari internet, mereka pun memutuskan untuk membuat pekerjaan tangan berbahan drum bekas.

"Saat itu kami lagi nganggur. Baca-baca artikel di internet tentang pembuatan sofa dari drum. Kami coba aja buatnya," terang Saifuddin kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (19/1/2017).

Dikatakannya, untuk membuat satu set sofa dan meja, membutuhkan waktu selama 10 hari. Bahan-bahan yang digunakan diperoleh dari pengepul atau penjual barang bekas. Sedangkan, bahan lainnya didapatkan di berbagai toko bangunan.

"Semua bahan-bahannya kami dapatkan di sekitar Kijang saja," ungkapnya.

Selain sofa, Saifuddin dan rekannya, Widodo dan Agus, membuka pekerjaan tangan lainnya dengan bahan dasar drum. Di antaranya, lampu gantung, kursi single, serta lemari yang ditempelkan di dinding rumah.

Untuk satu set sofa yang sudah jadi dibanderol Rp3 juta. Sedangkan, lampu gantung berkisar Rp250 ribu.

Saat ini, tambah Saifuddin, produk kerajinannya sudah dipakai oleh beberapa cafe yang ada di Tanjungpinang. Selain itu, ada juga beberapa peminat yang memesan langsung produknya.

"Promosi kami hanya dari mulut ke mulut saja," singkatnya.

Saifudin mengungkapkan, permasalah dalam bisnisnya saat ini hanyalah pada promosinya. Ia mengaku kesulitan untuk mempromosikan produk kerajinannya kepada konsumen.

"Kami kesulitan mempromosikannya. Jadi banyak yang tidak tahu. Jadi, kami putuskan membuat sofa ini sesuai dengan pesanan konsumen saja," tutup Saifudin.

Editor: Udin