Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terlalu, Restoran Pingoo Eksploitasi Pinguin Hidup untuk Tarik Pengunjung
Oleh : Redaksi
Minggu | 15-01-2017 | 15:30 WIB
pinguin.jpg Honda-Batam

Sejumlah pingun dipajang di Restoran Pingoo di Neo Soho Mall, Jakarta Barat

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Masyarakat Peduli Satwa (MPS) mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menolak eksploitasi satwa liar. Hal ini bermula, dengan adanya restoran Pingoo di Neo Soho Mall, Jakarta Barat, yang menarik perhatian pengunjung dengan pertunjukan penguin.

MPS meminta pihak manajemen mal Neo Soho dan restoran untuk peduli atas keberlangsungan hidup satwa liar tersebut. Untuk itu, komunitas yang berdiri sejak dua tahun lalu ini menggelar aksi di Main Gate Mal Neo Soho, Jakarta, Minggu (15/1/2017).

"Keluhan awalnya, kita melihat di Instagram Jakarta Aquarium dan banyak sekali keluhan. Kemudian, kita bergerak dan berbuat sesuatu untuk menggedor mind set masyarakat bahwa ini bukan hiburan, atau gimmick yang harus ditonton karena lucu," ungkap Fani, selaku ketua koordinator lapangan,

Fani mengakui, tak hanya sebagai tontonan, pertunjukan penguin di restoran tersebut memang dianggap sebagai edukasi. Sejumlah anak-anak dan orangtua senang dan terhibur dengan aksi si penguin mungil tersebut.

"Target kita mengedukasi pengunjung, karena banyak anak-anak yang masih polos. Kita juga mengimbau pihak restoran, kalau mau jualan, ya jualan aja jangan gunakan satwa sebagai daya tarik," tutur Fani.

Untuk itu, Masyarakat Peduli Satwa ingin mengusung bahwa publik harus lebih mengenal animal welfare, yakni peduli kesejahteraan satwa, agar bisa mengekspresikan sikap natural si satwa.

"Kita kan enggak boleh demo di dalam, jadi hanya membagikan flyer, bersuara berupa tulisan, dan orasi di main gate," kata Fan.

iSedangkan Inge Sigarlaki, koordinator aksi meminta penguin-penguin dikembalikan ke habitatnya meskipun di restoran tersebut setting tempat penguin ini seperti di kebun binatang, tempat berpijaknya dibuat seolah batu di habitatnya, di dalamnya juga ada air.

"Kita sih mau edukasi ke masyarakat. Bahwa itu bukan edukasi yang baik untuk anak-anak kita. Biar masyarakat juga aware bahwa tidak semua edukasi dari resto bisa dikonsumsi oleh anak dengan baik," kata Inge Sigarlaki.
Inge mengatakan tak seharusnya Penguin dibawa ke dalam mal. Dia menuntut hewan-hewan itu dikembalikan ke habitat aslinya.

"Karena kalau kita lihat penguin itu kan habitatnya tidak di akuarium kan. Harusnya satwa liar itu berada di habitat aslinya. Kalau kita biarkan dia hidup di akuarium itu dengan tidak sadar anak kita bisa mendapatkan pendidikan atau edukasi yang salah, itu saja sih yang ingin kita sampaikan," ujar Inge.

Penguin Humboldst yang berada di restoran tersebut mampu berenang hingga 65 kilometer per hari untuk mencari makanan dengan kecepatan 32 km per jam. Tak hanya itu, mereka bisa berlari secepat manusia dan merupakan hewan sosial yang berkoloni besar.

Editor: Surya