Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Forkom BEM PTAI Tuding Aksi 121 BEM SI Tendensius
Oleh : Redaksi
Kamis | 12-01-2017 | 09:14 WIB
aksibelarakyat.jpg Honda-Batam

Titik lokasi Aksi 121 BEM Se Indonesia. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam (BEM PTAI) se-Indonesia, yang tergabung dalam Forum Komunikasi (Forkom) BEM/DEMA PTAI, menyayangkan "Seruan Aksi 121" yang digagas oleh BEM SI, karena seruan Aksi 121 oleh BEM SI itu tendensius.

Demikian ungkap Presidium Nasional Forkom BEM PTAI, Najmutsakib. Dalam rilisnya kepada BATAMTODAY.COM, dikatakannya, aksi demonstrasi yang akan digelar BEM SI pada 12 Januari 2017 ini cenderung berlebihan. Menurut Najmu, menempatkan posisi mahasiswa sebagai tandem kritis pemerintah juga harus adil sejak dalam pikiran.

“Isu yang disorot kan soal harga-harga yang mendadak naik, harusnya ya dievaluasi. Bukan ujug-ujug bikin seruan Reformasi Jilid II. Itu kan lebay. Adil lah sedikit,” ujarnya.

Lebih lanjut, Najmu mengatakan, jangan sampai urusan yang begini ini diseret-seret untuk memantik disintegrasi. “Konsolidasi demokrasi ini harus dikawal menuju pendewasaan. Kalau dikit-dikit revolusi, dikit-dikit reformasi, kita kan jadi curiga. Jangan-jangan ini politis”, tambahnya.

Untuk itu, Forkom BEM PTAI mengimbau mahasiswa untuk kritis, namun tetap menjadikan independensi sebagai jubah kemerdekaan berpikir mahasiswa.

Persoalaan bangsa harus diselesaikan dengan kepala dingin. Dengan duduk bersama, tidak saling menyalahkan, lempar masalah sembunyi tangan. Kita bangsa yang berbudaya dan beretika, banyak kelompok yang semakin membuat kegaduhan membuat kenyaman menjadi terganggu.

Kemudian, kami berharap pemerintah harus mempunyai sensitifitas sosial dan kepekaan, agar segala persoalan tidak menjadi bola salju, yang semakin hari semakin membesar, jika pemerintah hanya saling tuding tanpa ada solusi yg jelas.

Dan kami berharap kaum intelektual tidak menanggalkan idealismenya hanya utk kepentingan sesaat, pragmatis dan oportunis. Kita harus berfikir jernih dan menetralkan setiap gejolak agar tidak dimanfaatkan oleh oknum sesat yang hanya memecah bangsa.

Editor: Dardani