Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terus Meroket, Harga Cabai dalam Status Kritis
Oleh : Redaksi
Selasa | 10-01-2017 | 12:50 WIB
cabai-tanjungpinang1.jpg Honda-Batam

Kenaikan harga cabai juga dirasakan masyarakat Tanjungpinang. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Harga cabai berada dalam kategori kritis. Demikian dinyatakan dalam Sistem Peringatan Dini (Early Warning System/EWS) Cabai dan Bawang yang dipublikasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (10/1/2017).

Dalam sistem tersebut, pemerintah membagi status harga bahan pangan menjadi tiga yaitu aman, siaga dan kritis. Harga suatu bahan pangan dinyatakan kritis jika kenaikannya lebih dari 20 persen di atas harga acuan.

Diolah dari data Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga cabai rawit merah jauh di atas harga acuannya. Per kemarin, Senin (9/1/2017), rata-rata harga cabai rawit merah mencapai Rp84.902 per kilogram (kg) atau melonjak 95,2 persen secara tahunan.

Padahal, harga acuan penjualan cabai rawit merah di konsumen berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 63/M-DAGPER/9/2016 per 9 September hanya Rp29.000 per kg.Artinya, harga cabai rawit merah kemarin 192,77 persen di atas harga acuan.

Status sama juga dimiliki oleh cabai merah besar. Harga rata-rata cabai merah besar mencapai Rp39.046 per kg atau secara tahunan naik 10,58 persen. Sementara, harga acuan penjualan di konsumen hanya Rp28.500 per kg.

Selanjutnya, harga rata-rata cabai merah keriting juga dalam status kritis karena mencapai Rp44.422 per kg atau 55,87 persen di atas harga acuannya, Rp28.500 per kg. Secara tahunan, harga cabai merah keriting naik 23,91 persen.

Saat berkunjung ke Pasar Kajen Pekalongan, kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kenaikan harga cabai disebabkan oleh terbatasnya jumlah pasokan ke masyarakat akibat gagal panen tahun lalu.

"Yang namanya harga tergantung supply dan demand. Karena musimnya pada 2016 kemarin memang jelek untuk cabai, sehingga banyak yang busuk dan gagal panen sehingga supply-nya kurang. Itu fluktuatif," tutur Jokowi seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.

Guna menyiasati kenaikan harga tersebut, Jokowi meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk mengatur distribusi cabai dari daerah yang kelebihan pasokan ke daerah yang kekurangan pasokan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha