Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tumbuh 15 Persen

Industri Keramik Bangkit dari Keterpurukan
Oleh : Redaksi
Selasa | 10-01-2017 | 11:50 WIB
Industri-keramik1.jpg Honda-Batam

Industri Keramik Tumbuh 15 Persen. (Foto: ANTARA)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat penjualan industri keramik mencatatkan pertumbuhan sebesar 10 hingga 15 persen di tahun 2016. Angka ini merupakan titik balik dibanding kinerja sepanjang 2015 yang mencatatkan pertumbuhan negatif.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, volume produksi industri keramik mencapai 385 juta sampai 402 juta meter persegi sepanjang 2016. Dengan kapasitas produksi ubin keramik nasional sebesar 580 juta meter persegi, maka utilisasi produksi keramik nasional mencapai 66,37 persen hingga 69,31 persen dari total kapasitas produksi nasional.

"Sebanyak 87 persen produksi keramik nasional dipasarkan di dalam negeri, sementara sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Produksi keramik nasional antara lain terdiri dari ubin, tableware, sanitari, genteng (rooftile)," ujar Airlangga melalui siaran pers dikutip Selasa (10/1).

Di awal tahun ini, lanjutnya, kapasitas industri keramik di dalam negeri akan bertambah setelah PT Arwana Citramulia Tbk membangun pabrik barunya di Mojokerto, Jawa Timur. Rencananya, perusahaan ini akan menambah kapasitas produksinya menjadi 60 juta meter persegi dari sebelumnya 49,37 juta meter persegi.

Dengan kata lain, kapasitas produksi nasional akan bertambah 10,63 juta meter persegi, atau 1,83 persen dari total kapasitas saat ini. "Kami memberikan apresiasi kepada PT Arwana Citramulia Tbk yang melakukan kontribusi terhadap industri keramik nasional dengan pembangunan pabrik barunya," jelasnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, industri keramik merupakan salah satu kelompok sektor yang diandalkan sebagai penggerak kinerja industri nasional selama 25 tahun terakhir. Apalagi, hal ini juga didukung oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di Indonesia.

"Industri keramik nasional dalam jangka panjang cukup prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri yang terus meningkat," tuturnya.

Oleh karenanya, ia berharap industri keramik dan kaca pada tahun ini bisa mendapatkan penurunan harga gas sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016. Ia juga berharap, harga gas bagi dua industri ini bisa mencapai US$6 per MMBTU untuk meningkatkan daya saing industri keramik.

"Dengan program pemerintah dalam meningkatkan pembangunan properti dan perumahan, diharapkan pula meningkatkan konsumsi keramik nasional," pungkas Airlangga.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha