Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Sambut Kedatangan Wapres JK di Bima Tinjau Banjir Bandang
Oleh : Irawan
Kamis | 29-12-2016 | 09:26 WIB
jkkebima.jpg Honda-Batam

Fahri Hamza saat menyambut kedatangan Wapres JK di Bima untuk meniinjau banjir bandang. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Bima - Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (28/12/2016) mengunjungi Kota dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk meninjau daerah yang terkena banjir.

 

Kedatangan Wapres disambut oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dan sejumlah pejabat pusat dan daerah nampak menjemput.

Wapres langsung mengadakan rapat kordinasi dengan seluruh pejabat yang telah tiba sebelumnya seperti Menteri Sosial Khofifah, Kepala BNPB Willem R, Gubernur NTB Zainul Majdi dan sejumlah pejabat lainnya.

Fahri yang mengaku sudah sejak Selasa (27/12/2016) sudah berada di NTB itu mengapresiasi segala upaya yang sudah dilakukan oleh BNPB dan jajaran Pemerintah lainnya. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memastikan database korban, dan relokasi supaya jangan ada lagi rumah di bantaran sungai.

Bahkan usai mengunjungi Kota Bima yang baru saja terkena banjir bandang, Fahri yang kedatangannya disambut oleh Walikota Bima H. Quraisy H Abidin, juga langsung mengadakan pertemuan terbatas dengan Pemerintah Kota Bima dan Kepala BNPB Willem Ramoangilea.

Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga membesarkan hati Pemerintah Kota Bima yang sedang mengalami musibah dan tetap bersyukur bahwa tidak ada korban jiwa pada bencana alam yang sangat dahsyat ini.
“Konsentrasi kita juga kepada kerugian masyarakat, karena ada ribuan ternak yang hanyut, dan lahan penghidupan masyarakat yang rusak,” lanjut Fahri.

Wakil Ketua DPR bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kokesra) itu mengingatkan sebagian arahan Presiden RI Jokowi agar membangun rumah, jangan membelakangi sungai dan jangan di dekat sungai. Selain itu dia menekankan juga tentang penamaman kembali hutan-hutan yang sudah ditebang. “Meskipun dampaknya terhadap penanganan banjir tidak terlalu besar, tapi itu penting karena jika ada pepohonan di hutan maka air tidak langsung meluncur ke bawah. Ke depan kita juga perlu lebih tegas dalam masalah kebersihan ini. Perda terkait kebersihan perlu ditegakkan,” imbuhnya.

Dikesempatan yang sama, Willem menjelaskan sebab-sebab bencana akibat telah terjadi curah hujan ekstrim, akibat adanya badai siklon tropis di Samudera Hindia.

“Hal ini diiringi dengan kondisi sungai si kota Bima yang cukup memprihatinkan, sehingga air meluap kemana-mana,” jelasnya sambil menambahkan bahwa saat ini sedang dilakukan upaya penanganan pasca banjir, diantaranya memberikan bantuan biaya kebersihan Rp 500.000 per rumah, merevitalisasi sarana pendidikan, pelayanan kesehatan dan lainnya.

Selain itu juga diupayakan untuk melakukan relokasi rumah-rumah yang berada di bantaran kali. “Saat ini Pemkot Bima sudah membangun rumah susun dengan kapasitas 196 kepala keluarga. Saat ini kita fungsikan sebagai tempat pengungsian,” ungkap Willem diamini oleh Walikota Bima.

Dalam pertemuan tersebut dibahas juga rencana aksi percepatan pemulihan dampak bencana. Jika saat ini Walikota bisa memberikan SK database dampak bencana, maka BNPB bisa langsung mentransfer dana tanggap bencana.

Prioritas pemulihan dilakukan di seputar Pasar dan Terminal, agar roda ekonomi bisa bergerak kembali, termasuk pembangunan kembali infrastruktur, seperti jembatan dan kantor-kantor pemerintah. Agar bencana tidak terjadi lagi, maka perlu dilakukan normalisasi sungai di Kota Bima.

Editor: Dardani