Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Didorong Kelola Banyak Blok Migas Habis Kontrak
Oleh : Redaksi
Rabu | 28-12-2016 | 16:26 WIB
pertaminabyantara.jpg Honda-Batam

Dibandingkan Petronas yang mampu menyumbang produksi migas sampai 70 persen, Pertamina hanya mampu memproduksi 26 persen saja. (Foto: Antara/Zabur Karuru)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dewan Energi Nasional (DEN) mendorong pemerintah agar memberi prioritas bagi PT Pertamina (Persero) untuk mengelola lebih banyak lagi blok-blok minyak dan gas bumi (migas) yang akan habis kontraknya.

 

Status Pertamina sebagai perusahaan pelat merah, terbilang kalah kontribusinya terhadap produksi migas nasional jika dibandingkan dengan perusahaan milik negara lain.

Anggota DEN Syamsir Abduh menyebut, jika dibandingkan dengan produksi Petronas, badan usaha milik negara (BUMN) Malaysia, maka kontribusi produksi Pertamina tertinggal jauh. Ia menyebut Petronas mampu menyumbang produksi migas Malaysia sampai 70 persen, sementara Pertamina hanya 26 persen saja.

“Pemerintah harus menempatkan peran dan posisi Pertamina sesuai dengan hakekat dan tujuan pembentukannya dengan mengelola blok migas secara mandiri di tanah air,” ujar Syamsir, dikutip Rabu (28/12).

Syamsir menyebut, Pertamina memiliki kemampuan teknis yang mumpuni. Salah satu buktinya dalam mengelola lapangan Ramba, di Sumatera Selatan yang produksinya justru meningkat sejak diambil alih Pertamina.

Apalagi dalam regulasi yang ada, Pertamina diberikan hak pertama untuk bisa mengelola blok yang habis masa kontraknya.

Namun Komaidi Notonegoro, Pengamat Energi dari Reforminer Institute meminta manajemen Pertamina untuk berhati-hati dalam mengambil alih blok migas yang akan habis masa kontraknya.

“Pertamina perlu juga selektif memilih lapangan yang akan diambil, harus diukur semua aspek kesiapannya,” kata Komaidi.

Blok Sanga-Sanga

Setelah ditunjuk untuk mengelola Blok Mahakam mulai Januari 2018 dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan Blok Offshore North West Java (ONWJ) di awal tahun depan, Pertamina juga tengah menanti bisa ditunjuk untuk mengelola Blok Sanga-Sanga yang akan habis masa kontraknya pada Agustus 2018.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan tahun ini sudah ada keputusan tentang kontrak Blok Sanga-Sanga. Tujuannya agar ada kepastian investasi bagi operator di blok yang sudah beroperasi 50 tahun itu.

Hak partisipasi Sanga-Sanga dikuasai BP East Kalimantan sebesar 26,25 persen, Lasmo Sanga Sanga 26,25 persen, Virginia Indonesia Co LLC 7,5 persen, OPICOIL Houston Inc sebesar 20 persen, Universe Gas & Oil Company 4,37 persen, dan Virginia International Co LLC 15,63 persen.

Per 30 Juni 2016, SKK Migas mencatat Blok Sanga-Sanga telah menyumbang lifting atau produksi siap jual minyak sebanyak 18 ribu barel per hari. Sedangkan lifting gas sebanyak 31 ribu barel oil ekuivalen per hari (BOEPD).

Taslim Z Yunus, Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), mengatakan keputusan kontrak Blok Sanga-Sanga akan ditangan pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pertamina, lanjut dia, memang mempunyai hak dan prioritas untuk meminta lapangan yang habis kontraknya karena telah diatur oleh regulasi.

“Pertamina jadi menyampaikan rencana kerjanya untuk 20 tahun ke depan. Jadi kan masing-masing, Pertamina dan kontraktornya mempunyai rencana,” kata Taslim.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani