Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Putar Otak Dongkrak KUR ke Sektor Produktif
Oleh : Redaksi
Selasa | 27-12-2016 | 17:07 WIB
menko-darmin-uwto3.jpg Honda-Batam

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Batamtoday.com)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepertinya masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Lihat saja, hingga saat ini, penyaluran KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan. Padahal, keinginan pemerintah adalah mendongkrak KUR untuk sektor produktif.

 

"Persoalan kami dengan KUR ya untuk ke sektor produksi tuh sedikit sekali. Dari hampir Rp90 triliun yang telah disalurkan hingga akhir tahun ini, mungkin cuma 20 persen yang ke sektor produktif," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat ditemui di kantornya, Selasa (27/12).

Memang, ia menyadari, untuk mendorong KUR ke sektor produktif, seperti pertanian, perkebunan, dan peternakan, tidak mudah. Selain memperhatikan karakteristik sektor penerima KUR, pemerintah juga harus memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudensial) perbankan.

Ambil contoh, penyaluran KUR ke sektor pertanian yang masih terhambat. Salah satunya karena masih banyak petani di Indonesia yang tidak memiliki lahan. Sementara, bank cenderung enggan untuk menyalurkan KUR ke petani yang tidak memiliki lahan karena tidak ada kepastian keberlanjutan usaha.

"Nah, kami8 harus pikirkan itu. Bagaimana caranya supaya yang tidak punya lahan juga bisa dapat kredit," ujarnya.

Lebih lanjut Darmin berjanji, akan melakukan kajian lebih lanjut agar penyaluran KUR ke sektor produktif bisa meningkat tahun depan.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam mengungkapkan, pemerintah dan perbankan perlu merancang skema khusus penyaluran KUR ke sektor produktif yang mengikuti siklus bisnisnya.

Misalnya, pola peminjaman yang dilakukan pada awal musim tanam yang baru bisa dilunasi pada waktu musim panen. "Sektor pangan, pertanian, peternakan kan ada musim. Berbeda dengan perdagangan yang selalu ada," imbuh Asmawi saat ditemui beberapa waktu lalu.

Kemudian, peminat KUR dari sektor produktif juga menurut Asmawi tidak sebesar sektor ritel. Namun, pemerintah berkomitmen untuk mengkaji penyebabnya.

"Petani ini tidak banyak yang mengajukan KUR. Kan kami tidak bisa memaksa mereka harus mengambil, kan mereka yang meminta," terangnya.

Diharapkan, desain baru skema KUR ke sektor produktif bisa mulai diimplementasikan tahun depan. Dengan demikian, subsidi KUR bisa lebih banyak dinikmati oleh pelaku sektor produktif, tidak hanya pedagang.

Sebagai informasi, per akhir Oktober realisasi penyaluran KUR hingga akhir Oktober 2016 telah mencapai Rp80,22 triliun atau 73,45 persen dari target sebesar Rp109,2 triliun. Adapun, besaran subsidi bunga yang diberikan pemerintah mencapai Rp10,5 triliun.

Tahun depan, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi bunga KUR sebesar Rp9,02 triliun. Subsidi tersebut akan diberikan untuk sekitar Rp120 triliun KUR yang disalurkan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani