Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertamina Kepri Dinilai Tidak Sigap
Oleh : Ocep
Rabu | 05-10-2011 | 16:54 WIB

BATAM, batamtoday - Masih terjadinya kelangkaan solar di Kota Batam dinilai sebagai akibat dari ketidaksigapan Pertamina Kepri dalam menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses distribusi ke SPBU.

Ahmad Hijazi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, mengatakan secara mendasar masih terjadinya kelangkaan solar di Kota Batam hingga kini, akibat dari kinerja Pertamina sendiri.

"Pemulihan tergantung pihak Pertamina sendiri," ujarya kepada sejumlah wartawan di Gedung Wali Kota, hari ini, Rabu (5/10/2011).

Menurutnya, sebelum mulai terjadinya kelangkaan solar pada Minggu (2/10/2011) malam, dia diberitahukan oleh pihak Pertamina Kepri melalui pesan singkat akan adanya ancaman terganggunya proses distribusi solar dari depot ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Dimana pesan singkat itu antara lain berbunyi ada sebuah truk gandeng (traler) terbalik di jalan dekat depot Pertamina sehingga truk tangki yang mengangkut stok solar ke SPBU tidak bisa lewat.

"Dari sembilan SPBU yang akan dipasok pada malam itu, tujuh diantaranya tidak mendapat pasokan akibat adanya kecelakaan tersebut," kata Hijazi menambahkan penjelasan isi pesan singkat.

Saat dia mempertanyakan soal kelancaran pasokan ke SPBU, lanjutnya, pihak Pertamina memastikan pasokan hanya terganggu  pada saat itu saja dan akan kembali berjalan normal setelah kejadian itu.

Namun hingga kini antrian truk, bis dan kendaraan berbahan bakar solar masih saja terjadi di SPBU, khususnya di wilayah Batu Aji.

Malah, kelangkaan semakin parah, antrian semakin panjang dan bukan hanya BBM jenis solar saja yang langka, namun juga premium mulai menghilang di sejumlah SPBU.

Hijazi menambahkan, biasanya tidak mudah untuk mengembalikan ke kondisi normal dari terjadinya hambatan distribusi bahan bakar.

Dan hal itu akan sangat bergantung pada kesigapan Pertamina sebagai pemegang otoritas pendistribusian BBM ke masyarakat.

Apalagi masih banyak persoalan yang masih melingkupi proses distribusi BBM seperti penimbunan solar oleh spekulan dan praktik penyelundupan.

Yang diakibatkan antara lain karena adanya disparitas harga yang relatif besar antara solar industri dan solar bersubsidi serta belum jelasnya aturan  penggunaan solar bersubsidi dari Pertamina.

Kelangkaan BBM yang terjadi di Batam belakangan ini juga menurutnya sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan.

"Apapun bentuknya, kalau ada antrian dalam pelayanan publik, termasuk pengadaan BBM, sudah pasti menimbulkan keresahan masyarakat dan dunia usaha," kata dia.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Pertamina Kepri belum bersedia memberikan penjelasan terkait kelangkaan solar yang masih terjadi di Kota Batam.