Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

M Ishak Terpilih Jadi Ketua LAM Lingga Periode 2016-2021 Gantikan Datok Raja Ruslan
Oleh : Bayu Yiyandi
Jum'at | 23-12-2016 | 14:04 WIB
Ketum-LAM-Lingga.gif Honda-Batam

Ketua Umum LAM terpilih, M Ishak, memberikan sambutan (Foto: Bayu Yiyandi)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Musyawarah Daerah (Musda) ke-III Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga yang digelar Kamis (22/12/2016) di Balai Adat LAM komplek Istana Damnah, telah selesai dilaksanakan dan menghasilkan, ketua LAM yang baru untuk periode 2016-2021.

Musda yang berlangsung dengan lancar dan menghasilkan keputusan secara aklamasi itu, menetapkan Ir. H M Ishak MM sebagai ketua terpilih, setelah disetujui oleh semua peserta Musda yang diikuti seluruh Ketua LAM dari 9 kecamatan di Kabupaten Lingga.

Wakil Ketua Panitia Musda LAM III, Kamarul Zaman mengatakan, hasil dari musyawarah, M Ishak yang semula menjabat sebagai Ketua I, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum dengan memperoleh gelar Datok.

Dikatakan Kamarul Zaman, pada hasil Musda Pleno I, II dan III itu juga berhasil membentuk program kerja LAM serta pokok pokok pikiran LAM. “Hasil musda ini dapat menjadi acuan LAM Lingga periode 2016-2021,” ungkap Kamarul.

Dia mengatakan, kegiatan pelaksanaan musda itu dilakukan melalui SK LAM No 06/2016  masa khidmat 2016-2021 sekaligus mengukuhkan susunan personalia kepengurusan LAM Kab Lingga dengan ketua Penasehat yakni Bupati Lingga, H Alias Wello.

Susunan personalianya yakni, Ketua Umum Ir H M Ishak MM, Ketua I Drs M Saad, Ketua II H Bakhtiar Badri, Ketua III H Nadar, Ketua IV H Zulkarnain dan ketua V Kamaruzzaman S.Pdi.

Sementara itu, Ketua LAM Provinsi Kepri, H Abudul Razak, mengapresiasi terpilihnya Ketua Umum LAM Lingga secara aklamasi. Bentuk kerja sama dan keinginan luhur menjaga adat resam bangsa Melayu, khususnya di sentral Bunda Tanah Melayu yakni Kabupaten Lingga kata Razak, adalah kesepakan yang bulat.

Di samping itu, sebagai Ketua terpilih, Datok Ishak, yang juga menjabat sebagai Kepala Bappeda Lingga ini mengakui keterbatasan dan pemahaman tentang adat resam maupun sejarah Melayu. Namun ia mengatakan akan membuka diri dan mengajak seluruh anggota LAM belajar dan menggali lagi.

“Pengurus LAM, mari kita meningkatkan diri. Dulu kalau ada apa-apa selalu Lazuardi (red tokoh pemerhati budaya dan adat melayu) yang selalu dipanggil. Ke depan harus lahir Lazuardi-lazuardi yang lain. Mari kita belajar adat Melayu bersama-sama,” ujar Ishak.

Dia mengatakan, di tangan kepemimpinanya sekarang, ke depan LAM Lingga akan lebih berperan lagi dalam peristiwa adat maupun kebudayaan Melayu. Baik pendidikan, pengkajian hingga menerbitkan buku-buku maupun yang berhubungan erat dengan adat istiadat budaya Melayu, agar mudah untuk dikenalkan kepada generasi muda.

Selain itu, sektor ekonomi dengan diakuinya Daik Lingga sebagai Kota Pusaka, Kementerian PU membangun jalan-jalan yang ada di Daik. Begitu juga di Dabo Singkep yang akan diusung LAM menjadi Kota Pusaka.

“Sebagai Kota Pusaka, Lingga 2017 akan bangun jalan-jalan ke Daik. Dabo juga Kota Pusaka karena telah berabad lalu menjadi sentral perusahaan timah. Nanti pembangunan bisa melalui APBN sebagai Kawasan Nasional. Selama ini Bunda Tanah Melayu bak indah kata daripada rupa. Saya ingin bergerak di segala bidang. Bukan saja nikah kawin dan tepuk tepung tawar, tapi bergerak di bidang ekonomi seperti harapan Bupati Lingga," pungkas Ishak.

Editor: Udin