Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PT Petra Dabosingkep Siap Produksi Karet Februari 2017
Oleh : Nurjali
Selasa | 20-12-2016 | 10:02 WIB
petra-karet1.jpg Honda-Batam

Pemilik PT Petra Dabosingkep Beby Chandra. (Foto: Nurjali)

BATAMTODAY.COM, Singkepbarat - PT Petra Dabosingkep yang bergerak di bidang pengolahan karet di Desa Maroktua, Kecamatan Singkepbarat, Kabupaten Lingga, akan memulai operasinya Februari 2017 mendatang. Tiap bulan, perusahaan ini membutuhkan bahan baku karet sebanyak 500 ton. Hasil produksinya akan dilempar ke pasaran luar negeri.

Direktur sekaligus pemilik PT Petra Dabosingkep, Beby Chandra, mengatakan, saat ini untuk wilayah Dabosingkep dan sekitarnya, produksi karet dalam satu bulan mencapai 300 ton. Itu masih kurang sekitar 200 ton untuk mengejar kebutuhan produksi PT Petra per bulannya.

Meski begitu, dirinya masih tetap optimis target produksi 500 ton karet per bulan di bulan kedua tahun 2017 nanti akan terwujud. Karena saat ini pihaknya baru membeli karet dari petani karet dan penampung di wilayah Singkep, dan belum sampai ke daerah Lingga dan sekitarnya.

"300 ton itu baru untuk Pulau Singkep. Di Daik Senayang bahkan nanti kita sampai ke Tanjungbatu, kita beli pasti sampai 500 ton bahkan mungkin bisa lebih," ungkap Beby optimis.

Saat ini, hampir tiga ratus ton karet sudah mulai diolah, dalam tahap uji coba ini dan sudah mempekerjakan kurang lebih 10 orang dan pada produksi di bulan kedua tahun 2017 nanti, perusahaannya membutuhkan sedikitnya 20 orang lagi tenaga kerja.

"Untuk harga kita cukup bersaing. Daripada dibawa ke Jambi mending jual ke kita, kita ambil lebih tinggi seribu rupiah dari harga jual penampung ke Jambi," sebutnya.

Untuk saat ini, PT Petra Dabosingkep baru memproduksi karet dalam bentuk kering dan belum dioven. "Kita masih bahan baku, dalam bentuk karet kering kalau open kita belum punya, tapi ini sudah cukup baik untuk di produksi, masyarakat pasti terbantu," sebutnya.

Untuk harga sendiri mengikuti harga luar negeri. "Kita ikut kurs dolar, jadi harga pasti lebih tinggi kita beli di sini," ujarnya.

Selain membeli karet dari penampung, pihaknya sendiri saat ini memiliki lahan kurang lebih 80 hektar dan di tumbuhi karet yang dalam waktu setahun lagi siap panen sebanyak 20 ribu batang karet.

Karet yang dibeli dari masyarakat tersebut jika di olah akan berkurang lima puluh persen. "Kalau mereka jual satu ton, setelah di olah itu tinggal 500 kilo, dan tidak akan timbul bau lagi," sebutnya.

Editor: Dardani