Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Baik-Buruk Mengkonsumsi Madu
Oleh : sn
Selasa | 04-10-2011 | 16:06 WIB

BATAM, batamtoday - Banyak orang mengatakan bahwa madu merupakan salah satu makanan super atau suplemen terbaik untuk manusia. Mereka juga mengatakan bahwa madu merupakan antibiotika alami.

Hanya saja, mengkonsumsi madu termasuk mendukung terjadinya perusakan lingkungan yang sangat besar dan juga merusak keseimbangan alam. Banyak pertanian organik gagal karena sedikitnya lebah yang membantu penyerbukan dan yang berfungsi sebagai predator beberapa ulat yang menggangu tanaman. Lebah-lebah itu digiring ke tempat industri madu dan harus mati sia-sia ketika madu itu diambil dari sarangnya. Orang-orang merampas cadangan makanannya sehingga banyak lebah mati kelaparan pada saat musim yang tidak bersahabat.

Bagaimana untuk kesehatan tubuh manusia? Tidak bisa dipungkiri bahwa madu merupakan makanan yang sangat baik.

Lebah mengambil serbuk sari dari bunga dan mencernakannya di dalam perut sehingga membentuk berbagai macam asam termasuk asam manit dan terbentuklah madu. Madu itu disimpannya di dalam sel-sel kerucut dan dikeringkan dengan gerakan sayapnya. Tanpa asam-asam dan proses pengeringan tersebut, madu akan terfermentasi dan menjadi tidak berguna lagi bagi lebah sehingga lebah tidak lagi mempunyai cadangan makanan untuk 8 bulan ke depan pada masa-masa cuaca ekstrim. Pembentukan asam dan proses pengeringan itu merupakan sistem pengawetan yang dilakukan oleh lebah. Ketika akan menggunakannya, lebah mengeluarkan enzim yang berguna untuk menguraikan asam
tersebut. Enzim semacam itu tidak terdapat pada tubuh manusia sehingga memaksa tubuh manusia yang mengkonsumsinya harus melepas mineral-mineral penting untuk menetralisirnya dan juga akan membuat pencernaannya terganggu.

Beberapa pengaruh madu atas kesehatan manusia adalah :
a). Pada bayi, madu dapat menyebabkan sembelit, tangisan melemah, kelopak mata cenderung mengatup, wajah murung, tersedak, sulit menelan, sulit bernafas, sulit latihan jalan, kelumpuhan, hingga kematian akibat serangan syaraf dari bakteri Clostridium otulinum yang sporanya terdapat dalam madu. Bakteri ini akan berkembang dengan cepat di dalam usus bayi.

b). Sekalipun bakteri clostridium botolinum biasanya hanya membawa akibat jelek kepada balita terutama karena pertahanannya tidak kuat, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa. Keracunan makanan akibat bakteri ini biasanya terlihat setelah 18 hingga 36 jam setelah makanan terkontaminasi bakteri itu dikonsumsi penderita. Pandangan kabur, kelopak mata sulit dibuka, bicara cadel, sulit menelan, mulut kering dan lemas hingga stroke merupakan beberapa gejala akibat infeksi bakteri tersebut.

c). Madu merupakan pembentuk suasana asam dalam tubuh, lebih parah daripada gula tebu dan bit. Suasana asam akan cenderung membuat pertahanan tubuh melemah sehingga orang mudah terkena flu dan bahkan juga terserang kanker. Tubuh akan menyerap kalsium dari tulang dan gigi untuk menetralkannya sehingga cenderung membuat tulang dan gigi rapuh.

d). Salah satu komponen di dalam madu adalah asam manit (manite acid). Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, asam manit ini akan bereaksi dengan protein makanan lain di dalam perut dan akan menghasilkan racun amonia, alkohol dan asam karbonik. Racun ini akan mengakibatkan gangguan perut dan berbagai gangguan kesehatan yang lain seperti tukak lambung (maag), iritasi usus, gugup.

e). Obesitas. Madu mengandung 65 kalori tiap satu sendok makan sedangkan gula biasa mengandung 48 kalori tiap satu sendok makan.
Peningkatan atau penambahan kalori tersebut juga akan meningkatkan asam lemak di dalam darah dan tentu juga akan membuat gemuk.

f). Pestisida. Walaupun racun hama juga meracuni lebah, tetapi tidak semua lebah mati karena racun itu sehingga bisa dikatakan bahwa sebenarnya tidak ada madu yang bisa disebut organik. Sebagian besar madu memiliki kandungan residu racun hama yang bersatu di dalam serbuk bunga yang diserap lebah.

Untuk menghindari resiko terkena infeksi dari bakteri clostridium botulinum, perusahaan madu memanaskan madunya. Selain itu, perusahaan madu memanaskannya dengan tujuan agar madu kelihatan lebih cerah dan bagus penampilannya. Tetapi dengan pemanasan semua nutrisi dan enzim yang mungkin berguna untuk tubuh manusia itu akan hilang, yang tersisa adalah gula sederhana (refined sugar, bukan karbohidrat kompleks) yang merusak gigi dan hanya membuat gemuk.

Lalu, bagaimana dengan madu mentah yang didapatkan langsung dari sarang madu? Mengkonsumsinya secara mentah, kita lalu teringat dengan beruang madu. Lebah madu merupakan satu-satunya hewan yang ditemui di alam yang mengalami gigi berlubang (tooth decay). Ternyata madu membuat proses gigi berlubang lebih cepat daripada gula biasa. Selain itu, madu mentah juga bisa menyebabkan alergi pernafasan, terutama bagi mereka yang tidak tahan dengan serbuk sari (pollen).

Oleh karena itu, untuk menghindari segala resiko, para ahli kesehatan menasihatkan agar mengkonsumsi madu tanpa dicampur dengan makanan lain dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Tetapi, mengapa harus mengkonsumsi madu dengan berbagai resikonya? Mengapa tidak
memilih makan buah dan sayur mentah organik yang sudah dicuci dengan baik untuk mempertahankan kesehatan dan membuat tubuh kembali bugar?

Madu bukanlah makanan alami atau makanan mentah, tetapi merupakan serbuk sari yang sudah diproses dalam pencernaan lebah. Kalau serbuk sari merupakan makanan alami bagi lebah, tetapi manusia tidak mengkonsumsi serbuk sari langsung dari bunga bukan?