Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komunisme Harus Out dari Bumi Nusantara
Oleh : Redaksi
Senin | 19-12-2016 | 15:26 WIB
tolak-komunisme.jpg Honda-Batam

Masyarakat menggelar aksi demo menolak kehadiran komunisme di seluruh bumi nusantara. (Foto: Ist)

Oleh Bima Bonanza W

KOMUNISME adalah sebuah ideologi dimana penganutnya berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Max dan Friedrich Engels. Pada awal kelahirannya, komunisme merupakan sebuah reaksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19, yang mana mereka lebih mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan kaum buruh. Kemudian berkembang menjadi perlawanan besar terhadap sistem ekonomi yang kapitalis dan liberal.

Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme di dunia. Kelahiran PKI pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di Indonesia, bahkan di Asia. Selanjutnya perubuhan komunisme di Indonesia terjadi dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan korban jiwa.

Oleh karena itu, komunisme tidaklah cocok apabila diterapkan di Indonesia. Selain karena sejarah kelamnya di masa lalu yang banyak menelan korban, juga terdapat banyak faktor yang menguatkan bahwa komunisme tidak layak berada di Bumi Nusantara. Salah satu faktornya berdasarkan azas-azas yang menjadi dasar ideologi bangsa Indonesia, yang tebagi menjadi lima, yaitu :

1. Azas Ketuhanan

Di dalam Azas Ketuhanan, komunisme tidak mengenal Tuhan. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada apabila mereka berpikir Tuhan tidak ada, sebaliknya jika mereka berpikir Tuhan ada maka jadilah Tuhan itu ada. Sehingga keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.

2. Azas Kemanusiaan

Azas kemanusiaan tidak berlaku dalam komunisme. Komunisme mengabaikan Hak Asasi Manusia. Seluruh rakyatnya harus patuh pada doktrin penguasa negara atau partai. Semua yang dikerjakan rakyatnya harus berdasarkan kehendak pemimpin negara atau partai yang berkuasa.

3. Azas Persatuan

Jiwa nasionalisme tidak ditanamkan dalam tubuh komunisme. Rakyatnya membela negara atau partai bukan atas dasar jiwa nasionalisme namun karena adanya paksaan dari negara atau partai yang berkuasa.

4. Azas Demokrasi

Demokrasi tidak berjalan dalam komunisme. Segala keputudan berada di tangan pimpinan negara atau partai komunis yang berkuasa. Selain itu rakyat tidak bisa mengutarakan pendapat dengan bebas dan harus patuh pada doktrin pemimpin negara atau partai yang berkuasa..

5. Azas Keadilan

Negara yang menganut ideologi komunis tidak menjunjung tinggi keadilan. Keadilan hanya berlaku untuk kepentingan pimpinan negara atau partai penguasa.

Tentu saja semua itu bertentangan dengan pedoman hidup Bangsa Indonesia dengan ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai warga Negara Indonesia, kita selayaknya menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang meliputi kelima azas tersebut.

Ideologi Pancasila memberikan kebebasan rakyat Indonesia untuk memeluk agamanya masing-masing dengan toleransinya, rakyat Indonesia hidup dengan memiliki hak asasi masing-masing dan menghargai hak asasi orang lain, jiwa nasionalisme yang tinggi membuat rakyat semakin bersatu, seluruh elemen masyarakat bebas mengutarakan pendapatnya untuk mencapai mufakat, dan sangat menjunjung tinggi nilai keadilan.

Itulah mengapa komunisme harus dieliminir dari bangsa ini hingga akarnya. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengenal betul arti Pancasila di dalam hati dan pikiran. Memahami dengan sepenuhnya segala ajaran tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa supaya tidak terpengaruh oleh ideologi yang bertentangan dan merusak moral bangsa seperti komunisme dan Indonesia di masa depan tidak melenceng dari nilai-nilai Ideologi Pancasila yang didapat dari para pendiri bangsa melalui perjuangan yang berat dan panjang.

Sehingga mulai saat ini dan seterusnya golongan muda yang menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa Indonesia pada masa depan harus ditanamkan pemahaman-pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila yang benar secara lebih mendalam dan paham komunisme yang bertentangan dengan Pancasila.*

Penulis adalah Pemerhati Komunisme di Indonesia