Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Siapkan Tol Laut untuk "Ikat" Ekonomi Daerah
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-12-2016 | 12:02 WIB
Luhut-binsar-panjaitan.jpg Honda-Batam

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai ikatan ekonomi antar daerah memiliki posisi yang tak kalah penting dibanding persatuan secara politis aktor-aktor politik di Indonesia.

 

Menurut Luhut, integrasi ekonomi antar daerah menjadi tulang punggung bagi keutuhan negara. Ia berkata, persatuan negara bisa hancur jika integrasi ekonomi antar daerah tidak terwujud.

"Integrasi ekonomi yang kokoh tidak akan pernah kita dapatkan jika kita tidak menyatukan dan memberdayakan seluruh wilayah perairan," kata Luhut di acara puncak Hari Nusantara 2016, Lembata, NTT, Selasa (13/12/2016).

Untuk mendukung integrasi ekonomi antar daerah, pemerintah disebut Luhut akan menambah pembangunan lima jalur tol laut tahun depan. Tol laut dibangun untuk mengurangi kesenjangan harga antar daerah.

Konsep tol laut dibawa Presiden Joko Widodo sebelum ia menjadi pemenang Pemilu Presiden 2014. Konsep tersebut memuat penyediaan sistem distribusi logistik menggunakan kapal besar yang menghubungkan pelabuhan di jalur utama Nanggroe Aceh Darussalam, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku, sampai Papua.

Hingga akhir tahun ini, telah ada enam jalur tol laut yang sudah beroperasi. Keenam pelabuhan tol laut itu berada di pelabuhan Laut Wasior, Tobelo, Galela, Tutu Kembong, Wonreli, dan Pulau Teor.

Selain menjanjikan pembangunan lima pelabuhan besar tahun depan, Luhut juga mengimbau agar perhatian khusus diberikan pada penanganan sampah plastik di laut (marine plastic debris).

Menurutnya, keberadaan sampah plastik di laut sudah mencapai tahap berbahaya. Banyaknya sampah di laut juga dapat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia.

"Posisi Indonesia sebagai salah satu negara destinasi wisata menduduki urutan ke-109 dari 141 negara untuk tingkat kebersihan, dan sebagai negara penghasil sampah plastik lautan nomor dua setelah China. Perlu langkah tegas untuk mengurangi limbah plastik," tuturnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha