Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DBD Intai Sagulung dan Batu Aji, Siswa SMP Gagal Ujian Semester
Oleh : Berton Siregar
Rabu | 07-12-2016 | 18:50 WIB
Aedes-Aegypti.gif Honda-Batam

Ilustrasi nyamuk aedes aegypti (Sumber foto: thelife-animalhotspot.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Penyakit Demam Berdarah Dengue (BDB) yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti mewabah di Batam, khususnya wilayah Sagulung dan Batuaji, hingga korbanya terus berjatuhan.

Bagas Setiawan, siswa kelas delapan SMPN 21, Sagulung, menjadi korban terakhir yang membuatnya tak mampu untuk mengikuti ujian semester akibat gigitan nyamuk kecil itu, hingga harus menginap di RSUD Embung Fatimah Batam, Senin (5/12/2016) lalu.

Saat ditemui di RSUD, Rabu (7/12/2016), Bagas masih tampak pucat dan lemas. Tangan remaja berbadan gempal itu masih tersambung selang infus di ruangan rawat inap Anyelir 302.

"Bandannya masih panas dingin, tapi sudah agak mendingan daripada saat awal masuk," kata Siti ibu Bagas.

Bagas kata Siti, sudah dirawat di RSUD sejak Jumat (2/12/2016) lalu, karena positif terserang DBD. Selama lima hari dirawat kondisi Bagas memang berangsur membaik.

"Awalnya cukup parah. Panas tinggi, demam dan betul-betul drop dia. Makanya langsung dibawa ke sini. Tapi Alhmadulilah, sekarang sudah mulai membaik," tutur Siti.

Meskipun sudah berangsur membaik, Bagas belum diizinkan pulang, sebab penyakit yang dideritanya itu belum sepenuhnya pulih. "Kata dokter lihat keadaan hari ini. Kalau baik nanti sore  dia bisa pulang," ujar Siti.

Akibat terserang penyakit yang disebabkan sengatan nyamuk aedes aegypti itu, Bagas tidak bisa ikut ujian semester di sekolah yang tengah berlangsung dalam minggu ini.

"Sudah kami sampaikan ke pihak sekolah dan nanti dia akan ikut ujian susulan. Kondisinya memang begini gimana mau paksa," ujar Siti.

Bagas sendiri memang sudah ingin secepatnya pulang agar dia bisa ikut ujian semester yang masih berlangsung hingga Jumat (9/12) mendatang. "Lagian bosan juga di sini terus, pengen pulang biar besok (hari ini) bisa ikut ujian," ujar Bagas.

Siti menuturkan, penyakit DBD yang menyerang putra pertamanya itu diduga karena mewabahnya DBD di lingkungan tempat tinggalnya. Sebelum Bagas terserang DBD, di lingkungan tempat tinggalnya sudah ada korban lain.

"Sebelumnya di tempat kami ada 10-an orang yang terkena DBD. Mungkin karena itu kali ya makanya anak saya juga kena," kata Siti.

Mewabahnya DBD di lingkungan tempat tinggalnya diduga karena persoalan yang hangat dibicarakan belakangan ini, yakni tumpukan sampah dan genangan air di parit. "Kalau bersih, kami rutin bersihkan lingkungan setiap minggu, mungkin dari sampah dan parit kali ya," ujarnya.

Kondisi sampah sebelumnya memang agak rumit, sebab jarang diangkut sehingga terjadi penumpukan di lokasi TPS ataupun di tong sampah perumahan. Begitu juga dengan genangan air selama musim hujan ini, sulit diatasi sebab banyak saluran drainase yang tersumbat.

"Kami sudah sampaikan ke kelurahan dan sudah fogging, tapi bagaimanapun kami tetap kuatir, sebab musim hujan belum habis, takut kena lagi nanti," kata Siti.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Embung Fatimah Batam, Sri Widjayanti, membenarkan adanya pasien DBD yang sedang dirawat tersebut. "Pasien ini positif DBD, sudah lima hari kami tangani dan kondisinya sudah membaik," ujar Sri.

Jika sudah ada keputusan dari dokter yang menangani, maka Bagas kata Sri sudah bisa diperbolehkan pulang. "Sudah bisa sih (pulang) tapi tunggu keputusan dokter dulu," katanya.
 
Editor: Udin