Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PM Malaysia Akan Ikut Demo Tolak Kekerasan terhadap Rohingya
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-12-2016 | 15:28 WIB
PM-Malaysia.gif Honda-Batam

PM Malaysia, Najib Razak, dikabarkan akan turun berunjuk rasa sebagai aksi protes pemerintah terkait kekerasan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar (Reuters/Olivia Harris)

BATAMTODAY.COM, Malaysia - Perdana Menteri Malaysia Najib razak dikabarkan akan ikut berunjuk rasa sebagai bentuk protes keras Malaysia terhadap kekerasan yang terus menimpa etnis Muslim Rohingya di Myanmar selama beberapa bulan belakangan.

Kantor Kepresidenan Malaysia menyebutkan bahwa unjuk rasa yang akan digelar pada Minggu (4/11) itu melibatkan berbagai politikus, aktivis LSM, dan elemen masyarakat lainnya yang peduli akan isu kekerasan ini. Hingga saat ini, lokasi aksi demonstrasi belum diberitahukan oleh pemerintah.

"Aksi massa pada 4 Desember nanti dilakukan untuk mengungkapkan keprihatinan Malaysia atas kekerasan yang terjadi pada etnis Rohingya," ungkap wakil Perdana Menteri malaysia Zahid Hamidi kepada Malay Mail Online, Selasa (29/11).

Pada Jumat pekan lalu, Malaysia juga telah memanggil Duta Besar Myanmar untuk Malaysia terkait hal ini. Sekitar 500 warga Malaysia dan Rohingya juga turun ke jalanan di Kuala Lumpur untuk memprotes kekerasan yang terjadi di wilayah Rakhine yang mayoritas penduduknya merupakan etnis Rohingya.

Di tengah hujan, ratusan warga itu berunjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Myanmar di sana sambil membawa spanduk bertuliskan "mengecam genosida di Rakhine."

Kabinet Malaysia yang mayoritas Muslim, pada pekan lalu juga telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam pembunuhan sistematis etnis Rohingya di Myanmar. Kritik kuat seperti ini jarang terjadi di antara negara ASEAN yang memiliki kebijakan non-intervensi sesama anggotanya.

Seorang analis politik dari Universitas Nasional Singapura, Chong Ja Ian, menyebutkan bahwa keikutsertaan Najib dalam aksi protes Minggu nanti akan menimbulkan "keganjilan."

Pasalnya, saat krisis imigran tahun lalu, masyarakat Asia Tenggara dikejutkan dengan temuan kamp perdagangan manusia dan kuburan massal di wilayah Thailand yang berbatasan dengan Malaysia.

Kamp tersebut diduga telah digunakan oleh sindikat perdagangan untuk mengeluarkan sejumlah besar etnis miskin Rohingya keluar dari Myanmar. Sebagian besar etnis Rohingya di kamp tersebut akan dibawa ke Malaysia.

Tak hanya itu, sebagian etnis Rohingya yang mengungsi di Malaysia juga mengalami penyiksaan, bahkan pembunuhan.

Seorang ahli politik Malaysia dari Ipek University di Turki, Bridget Welsh, menilai aksi unjuk rasa yang didukung pemerintah Minggu nanti ini adalah sebuah "gerakan politik murni" dari pemimpin pemerintah.

"Para pemimpin ini berupaya mati-matian untuk menunjukan identitas Keislamannya seiring dengan hilangnya legitimasi moral mereka di negaranya sendiri," tutur Welsh.

Serangkaian kekerasan terhadap etnis Rohingya ini bermula pada awal Oktober lalu ketika militer Myanmar menuding "teroris Rohingya" menyerang tiga pos polisi di Rakhine, menewaskan sembilan petugas. Sejak itu, tentara Myanmar dikabarkan melakukan pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan terhadap warga etnis Rohingya, khususnya di distrik Maungdaw, yang kini diisolasi.

Seorang pejabat PBB menyebutkan, pemerintah Myanmar terlibat dalam "pembersihan etnis" Muslim Rohingya menyusul berbagai laporan penembakan pada warga desa di sejumlah wilayah di Rakhine yang mencoba melarikan diri keluar Myanmar.

Sumber: Malay Mail Online
Editor: Udin