Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadin Dukung Keputusan RI Keluar dari Keanggotaan OPEC
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-12-2016 | 10:24 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai dibekukannya keanggotaan Indonesia dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) merupakan langkah yang perlu dilakukan saat ini.

 

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Energi dan Migas Bobby Gafur Umar mengatakan, saat ini Indonesia tidak bisa lagi mengalami terjadinya penurunan produksi, apalagi yang dengan sengaja diturunkan. Jika itu terjadi, maka Indonesia akan impor minyak lebih banyak lagi mengingat posisinya saat ini sebagai importir minyak.

“Kalau Indonesia tidak keluar dari OPEC, maka perlu menurunkan produksi. Padahal kita importir, jadi keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah tepat, kami mendukung," ujar Bobby, Kamis (1/12/2016).

Lebih lanjut ia menjelaskan, pengusaha memang memperhatikan keanggotaan Indonesia di OPEC. Namun, dampak kenaikan harga minyak akibat pemangkasan produksi akan berdampak baik bagi investasi hulu migas.

Menurut Bobby, harga minyak adalah variabel utama penentu aktivitas eksplorasi dan produksi migas karena bisa meningkatkan keekonomian proyek-proyek migas. Sehingga, ia berharap kenaikan harga minyak ini bisa membawa angin segar bagi sektor migas yang dianggapnya mati suri selama tiga tahun terakhir.

Menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), investasi hulu migas pada tahun lalu tercatat US$15,34 miliar, atau lebih rendah 24,65 persen dibanding tahun sebelumnya US$20,36 miliar.

Sementara hingga semester I 2016, investasi hulu migas hanya mencapai US$5,65 miliar, atau tidak mencapai 50 persen dari capaian tahun sebelumnya.

"Dari sisi umum, memang industri yang memerlukan bahan baku minyak tentu akan terpukul, tapi tidak terlalu banyak. Yang lebih banyak diuntungkan adalah sektor hulu migas yang sudah tidur mati suri hampir tiga tahun. Diharapkan setelah ini, investor bisa mulai melakukan eksplorasi lagi," jelasnya.

Jika harga meningkat, terangnya, maka hal itu bisa menggairahkan minat investor untuk menjajal proyek laut dalam, yang selama ini biayanya cukup mahal. Apabila aktivitas eksplorasi meningkat, maka sektor lain seperti jasa-jasa penunjang sektor migas bisa ikut terdongkrak.

"Hampir seluruh Engineering, Procurement, and Construction (EPC) terutama yang asing itu kan menyetop eksplorasi baru. Nah ini dampaknya akan sangat besar terhadap industri penunjang sektor migas. Ini blessing juga buat mereka jadi jangan dilihat dari satu sisi," tambahnya.

Sebagai informasi, Indonesia memutuskan untuk membekukan keanggotaannya dari OPEC pada konferensi kartel minyak itu di Wina, Austria kemarin. Ini merupakan kali kedua Indonesia membekukan keanggotaannya setelah 2009 silam

Di kesempatan yang sama, OPEC juga memutuskan untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai tahun 2017 mendatang. Pasca pengumuman tersebut, indeks harga minyak tercatat melonjak 10 persen di Amerika Serikat dan Eropa.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha