Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kendaraan Militer Singapura Disita Hongkong Saat Kembali dari Taiwan
Oleh : Redaksi
Selasa | 29-11-2016 | 17:14 WIB
Kenderaan-militer-Singapura.gif Honda-Batam

Kendaraan militer Singapura disita di terminal peti kemas Hongkong, Senin (28/11/2016).(Sumber foto: REUTERS)

BATAMTODAY.COM, Beijing - China, Senin (28/11/2016), mengaku telah memprotes Singapura setelah sembilan kendaraan tentara negara pulau itu disita petugas bea dan cukai Hongkong saat kembali dari Taiwan.

Surat kabar China melaporkan hal itu dan memperingatkan adanya "kemunafikan" Singapura, sebagaimana dilaporkan Reuters, Senin.

Menurut media China, Global Times, sembilan kendaraan baja pengangkut tentara Singapura disita di Hongkong minggu lalu.

Beijing pun segera melayangkan surat protes dan teguran kepada Singapura karena ternyata mempertahankan ikatan militer dengan Taiwan, yang dicap "provinsi pembangkang" oleh China.

"China telah membuat pernyataan atas hal ini kepada pihak Singapura," kata juru bicara Kemenlu China, Geng Shuang, dalam sebuah pengarahan pers, Senin ini.

Geng mengatakan, China juga telah menuntut Singapura mematuhi hukum-hukum yang berlaku di Hongkong dan bekerja sama dengan otoritas Hongkong untuk menangani pekerjaan lanjutan terkait.

Hongkong merupakan sebuah bekas koloni Inggris sebelum akhirnya dikembalikan ke China pada tahun 1997.

China selalu menentang negara-negara yang memiliki hubungan dengan Taiwan sekaligus juga memiliki "segala bentuk pertukaran politik dengan wilayah Taiwan, termasuk pertukaran dan kerja sama militer," ujar Geng.

China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Komunis Mao Zedong memenangi perang dunia China dan pihak Nasionalis Chiang Kai Shek melarikan diri ke pulau itu.

Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali ke bawah kekuasaannya, menggunakan jalan kekerasan jika diperlukan.

China mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian dari "Satu China," yang dikuasai oleh Beijing.

Global Times, yang merupakan tabloid milik negara, memperingatkan bahwa "kemunafikan" Singapura atas hubungan militernya dengan Taiwan dapat merusak hubungannya dengan China.

"Itu tidak lagi beralasan bagi Singapura untuk melanjutkan segala bentuk pertukaran militer dengan Taiwan," ujar sebuah artikel opini dalam media itu, yang ditulis oleh seorang komentator yang menggunakan nama Ai Jun, yang bermakna "cintai tentara".

Singapura dan Taiwan memiliki sebuah hubungan militer yang telah lama berjalan sejak 1970-an dan melibatkan Taiwan sebagai lokasi pelatihan infanteri Singapura.

Beijing dengan berat hati menoleransi kesepakatan itu sejak China dan Singapura membentuk kembali hubungan diplomasi pada 1990-an.

Insiden dengan kendaraan itu "menambahkan kecurigaan" bahwa Singapura berusaha melawan prinsip "Satu China", media itu menyebutkan.

Sumber: Global Times
Editor: Udin