Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tidak Ada Permohonan Otopsi dari Keluarga dan Kepolisian

Peserta Spartan Race Tewas Sebelum Tiba di RSUD Kepri
Oleh : Harjo
Rabu | 23-11-2016 | 14:38 WIB
Dr-Yusmanedi-Sp-EM,-dokter-RSUD-Kepri-Km-8-Tanjungpinang.gif Honda-Batam

Dr Yusmanedi Sp EM, dokter RSUD Kepri Km 8 Tanjungpinang, yang menangani Syed Mohamed Yusof (36) WN Singapura, peserta Bintan Spartan Race yang tewas (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Dr Yusmanedi Sp EM, dokter RSUD Kepri Km 8 Tanjungpinang yang menangani Syed Mohamed Yusof (36), WN Singapura peserta Bintan Spartan Race yang tewas, Sabtu (19/11/2016) lalu mengatakan, korban meningggal akibat "henti jantung".

"Penyebab kematiannya adalah henti jantung," tegas Yusmanedi, di RSUD Kepri Batu 8 Tanjungpinang, Selasa (22/11/2016).

Namun penyebab henti jantungnya itu karena apa, menurut Yusmanedi harus dipastikan dengan jalan otopsi. Hanya saja saat itu tidak ada permintaan otopsi dari pihak kepolisian maupun keluarga korban, ataupun pihak medis panitia penyelenggara Bintan Spartan Race yang mengantar korban.

"Tidak ada permintaan otopsi dari pihak manapun. Jadi tidak bisa kita dipastikan penyebab pasti mengapa terjadi henti jantung," kata Yusmanedi.

Akan tetapi, berdasar keilmuan kedokterannya, penyebab henti jantung diduga dikarenakan adanya sumbatan pembuluh darah, atau disebabkan heat stroke.

Ia menyesalkan dikirimnya korban ke RSUD Kepri Batu 8 Tanjungpinang setelah tidak bernyawa lagi. sebab dari analisa medik, sejatinya dokter yang ditunjuk panitia penyelenggara Bintan Spartan Race, melakukan penanganan, di lokasi korban ditemukan sesak nafas pertama kali.

"Korban ini kategorinya harus ditangani non transporter, tidak boleh dikirim ke rumah sakit. Akan tetapi harus ditangani di lokasi," tambahnya.

Yusmanedi juga menegaskan, korban sudah meninggal dunia saat tiba di IGD saat ia bertugas. Hal itu ditandai dengan lebam mayat di tubuhnya.

"Korban sudah meninggal dunia antara 20-30 menit, sebelum tiba di IGD RSUD Kepri Batu 8 Tanjungpinang. Jadi tidak benar kalau dinyatakan korban meninggalnya di RSUD Tanjungpinang," tegasnya.

Korban, katanya lagi, juga sudah meninggal dunia sebelum ia tangani. Jadi ia membantah kalau meninggalnya korban saat ia tangani.

"Korban meninggal dunia bukan saat dalam penanganan. Tetapi sebelum tiba di RSUD sudah meninggal dunia," ungkapnya.

Menurutnya, pihak medis panitia Bintan Spartan Race lemah dalam berkoordinasi dengan pihak RSUD Kepri Batu 8. Mestinya ada koordinasi terkait penanganan peserta event. Kalau korban sudah meninggal dunia, mestinya disampaikan sudah meninggal.

"Jadi kita sebagai dokter tinggal membuatkan surat kematian saja. Tidak perlu ditangani di IGD. Karena mau diapakan lagi kalau pasien datangnya sudah meninggal," tegasnya.

Expand