Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Polisi Tetapkan Tujuh Tersangka Bom Samarinda
Oleh : Redaksi
Sabtu | 19-11-2016 | 12:14 WIB
Bom-Molotov-Samarinda1.jpg Honda-Batam

Bom Gereja Oikumene di Samarinda.

BATAMTODAY.COM, Batam - Jumlah tersangka kasus pemboman Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi tujuh orang.

 

Sebelumnya, jumlah tersangka lima orang. Namun Jumat, 18 November 2016, tim Datasemen Khusus 88 Anti Teror bersama aparat Kepolisian Daerah Kalimantan Timur, menangkap lagi dua orang di Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Sekarang jumlah tersangka menjadi tujuh orang, ada yang ditingkatkan statusnya dari saksi menjadi tersangka," kata Kepala Polda Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Safaruddin, di Markas Detasemen Brimob Polda Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu (19/11/2016).

Tujuh tersangka itu masing-masing berinisial J (Juhanda), S (Supriadi), JS (Joko Sugito), R (Ridho), Ad (Adam), Gap, Rpp. Safaruddin menjelaskan, tujuh tersangka itu terlibat dalam perencanaan, pembuatan bom, membeli bahan-bahan, melaksanakan atau mengeksekusi. Namun, Safaruddin tidak bersedia menjelaskan lebih rinci.

Dari tujuh tersangka itu, lima orang dibawa ke Jakarta. Namun tidak diketahui siapa saja mereka. Proses pemindahan lima tersangka itu berlangsung dalam pengamanan yang ketat. Mata mereka ditutup. Mereka diangkut dengan mobil Brimob dari Markas Detasemen Brimob Polda Kalimantan Timur di Samarinda. “Mereka dibawa ke Jakarta untuk pengembangan lebih lanjut oleh Mabes Polri,” ujar Safaruddin.

Sebelumnya diberitakan, dua warga Samarinda ditangkap oleh Densus 88 di Jalan Silkar Desa Giri Mukti, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pukul 09.00 WITA, atas dugaan terorisme. Kedua diketahui bernama Joko Sugito, 30 tahun, dan Ridho, 20 tahun. “Sudah diamankan tim Densus Anti Teror di Penajam,” kata Kepala Polres Penajam Paser Utara Ajun Komisaris Besar Teddy Rystiawan, Jumat 18 Novemeber 2016.

Keduanya diduga kuat sebagai otak aksi pelemparan bom molotov tersebut. Joko Sugito dan Ridho disebut-sebut sudah dua hari bersembunyi di Jalan SMP 5 Desa Girimukti Penajam

Sementara itu Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail mengaku sampai saat ini dirinya tak mengetahui semua tersangka adalah warga Samarinda. "Kita akan tingkatkan sistem kependudukan, banyak orang luar Samarinda yang tinggal di Samarinda,” ucapnya.

Bom rakitan meledak di teras Gereja Oikumene, Minggu, 13 November 2016, sekirtar pukul 09.50 Wita. Empat balita menjadi korban mengalami luka bakar. Seorang di antaranya meninggal, Intan Olivia Banjarnahor. Sisanya, tiga korban lain masih dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha