Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 4,75 Persen
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-11-2016 | 10:22 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 4,75 persen. Di samping itu BI juga mmepertahankan suku bungan Deposit Facility (DF) sebesar persen dan Lending Facility (LF) 5,5 persen.

"Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespon meningkatnya ketidakpastian global pasca pemilu AS di tengah stabilitas ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah dan defisit neraca transaksi pembayaran yang terkendali," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam konferensi pers, Kamis (16/11).

Agus menyebutkan keputusan tersebut dikeluarkan dengan mempertimbangkan pemulihan ekonomi global yang diperkirakan masih berlangsung lambat. Namun yang positif, harga akomoditas global menguat di tengah ketidakpastian tersebut pasca menangnya Donald Trump atas Hillary Clinton.

Pasca pemilu, kondisi AS justru menunjukan perbaikan sebagaiman tercermin dari PDB yang membaik, tingkat pengangguran yang stabil dan inflasi yang cenderung merangkak naik.Sejalan dengan itu, peluang kenaikkan Fed Rate di Desember 2016 semakin menguat.

Namun pertumbuhan ekonomi di Uni Eropa cenderung masih terbiasa dan dibayangi risiko politik, sementara di emerging market seperti India dan China diperkirakan masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi global.

Dari dalam negeri, sentimen ekonomi domestik yang baik mendorong BI untuk mempertahankan kebijkannya, Hal ini ditandai oleh kestabilan nilai tukar rupiah sepanjang tahun meski sempat melorot pada sesi perdagangan pasca pengumuman kemenangan Donald Trump.

Selama kuartal III 2016, rupiah menguat 1,39 persen rata-rata dan mencapai level Rp13.310 per dolar AS. Penguatan ini terus berlanjut di Oktober hingga 0,71 persen dan ditutup di level Rp13.048 per dolar. Namun sejak November rupiah terdepresasi 2,53 persen menjadi Rp13.378 per dolar AS, akibat naiknya ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global pasca pilpres di Negeri Paman Sam.

Meski begitu tekanan depresiasi yang terjadi di rupiah relatif terbatas dibanding mata uang emerging market lainnya.

"BI akan tetap lakukan stabilisasi kurs rupiah sesuai fundamental dengan tetap jaga mekanisme pasar. Kami anggap pelonggaran moneter dan makro prudensial sebelumnya bisa menjaga momentum pertumbuhan kami akan terus perkuat koordinasi dengan pemerintah untuk menjaga kecukupan likuiditas," ujar Agus.

"Kebijakan tersebut sejalan dengan kehati-hatian BI dalam merespon meningkatnya ketidakpastian global pasca pemilu AS di tengah stabilitas ekonomi dalam negeri yang tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah dan defisit neraca transaksi pembayaran yang terkendali," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo dalam konferensi pers.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha