Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dunia Malam di Pattaya Thailand

Di Bawah Pohon Kelapa, Penjaja Seks Komersial Ini Berseliwuran
Oleh : Harjo
Rabu | 16-11-2016 | 18:38 WIB
Pattaya-City.gif Honda-Batam

Pantai Kota Pattaya Thailand (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Pattaya - "Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya", begitulah gambaran hiburan malam di setiap tempat dan negara. Di Indonesia sendiri, khususnya Batam dan wilayah Kepri, dikenal dengan bermoduskan panti pijat yang lebih sering disebut massage, sebagai tempat melampiaskan hasrat birahi para pria hidung belang.

Pola tersebut hampir mirip dengan di Pattaya, kawasan khusus yang ada di Negara Thailand. Di mana Kota Pattaya yang sangat tersohor dengan wisata pantai dan seksnya itu, sedikit berbeda dengan yang ada di Indonesia.

Berdasarkan penelusuran BATAMTODAY.COM, khusus untuk di Pattaya yang lengkap dengan segala bentuk suguhan kenikmatan duniawi yang sangat menjanjikan untuk para wisatawan, menikmati dunia malamnya berupa hiburan malam lengkap dengan fasilitas panti pijat, seperti Thai Massage, serta lebih dari sekedar massage, juga tersedia.

Khusus untuk dunia malam, bagi Penjaja Seks Komersial (PSK) kalangan bawah, cukup dengan nongkrong di sepanjang tepian pantai Kota Pattaya yang panjangnya mencapai puluhan Kilometer itu. Sembari menikmati udara malam, nyanyian pelepah pohon nyiur serta candaan jenaka wanita penjaja seks tadi, menambah suasana malam semakin bergairah.

Namun, bukan hanya wanita-wanita cantik yang berpenampilan seksi dan berpakaian mini dres saja yang  siap menerima bokingan dari tamu-tamu yang datang. Ada juga yang hanya menggunakan separuh pakaiannya alias telanjang dada dan bahkan terkesan lebih agresif dibanding kelompok lainnya. Ya, tidak salah lagi, merekalah para kaum waria alias bencong, sehingga harus pandai-pandai memilih.

Sumber BATAMTODAY.COM di Pattaya menyebutkan, kalau di Pattaya harus benar-benar teliti untuk membedakan antara wanita tulen dan waria. Karena tidak heran, waria akan terlihat lebih seksi dan cantik. Hal ini pun, memang sudah bukan rahasia umum, kalau waria di Thailand memang terkenal dengan kemolekannya yang mengalahkan wanita sesungguhnya.

Para penjaja seks yang berada di sekitar pantai atau di bawah pohon kelapa di pantai Pattaya, tidak segan-segan menyapa para wisatawan yang berjalan kaki menelusuri trotoar sepanjang pantai. Terutama wisatawan berkulit putih atau yang berasal dari negara-negara Eropa, Afrika dan Asia.

Bahkan, pantai yang dipenuhi pohon nyiur yang terus melambai dengan tiupan angin malam itu, tidak melemahkan semangat para penjaja seks yang nongkrong dan bercengkrama di bawah pohon kelapa di sepanjang kota, pesisir pantai tersebut.

Adapun usia dari para penjaja seks terbilang hanya tergantung selera wisatawan yang membutuhkan, mulai dari umur sekitar 20 tahun hingga 30 tahun serta lebih, tersedia di sepanjang pantai tersebut.

Harga yang ditawarkan oleh penjaja seks untuk boking satu malamnya sangatlah bervariatif, mulai dengan tarif terendah 1000 Baht atau Rp400 ribu hingga 2500 Baht atau Rp1 juta. Namun hal tersebut tidak terlepas dari kesepakatan antara orang yang membutuhkan jasa serta penerima jasa.

"Itu untuk yang ada di sekitar tepi pantai atau kelas menengah ke bawah. Jumlahnya tidak sedikit, karena di setiap pohon kelapa yang jaraknya sekitar 10 meter, secara berkelompok dan sendiri tetap ada wanita yang terlihat cantik hingga larut malam," ujar Khairul, salah seorang wisatawan asal Indonesia.

Adapun asal para penjaja seks komersial tersebut, tersebar dari sejumlah wilayah yang ada di negara Thailand. Crew BATAMTODAY.COM, yang coba melakukan investigasi di lapangan terhadap para penjual jasa seks sesaat tersebut, sempat sedikit mengelak saat coba ditanya. Namun setelah dilakukan komunikasi, para PSK tadi meyakini,  berdasarkan kultur dan raut wajah asli Indonesia para crew.  Hanya saja wajahnya sedikit agak mirip dengan wajah orang asli Thailand.

"Kami kira kalian orang Thai, makanya kami sedikit segan. Karena bagaimana pun, kami merasa sangat segan dan malu dengan profesi yang kami jalani," ujar salah seorang PSK yang usia sekitar 20 tahun di Pattaya, yang enggan menyebutkan namanya.

Wanita yang ditemui ini menuturkan, dia terjun ke dunia malam di Pattaya, selain karena tuntutan hidup, juga karena kondisi Megapolitan Kota Pattaya yang menyuguhkan segala bentuk keindahan serta kemewahan dunia. Sehingga atas dalih tuntutan lingkungan dan peradapan yang ada, semua berjalan begitu saja, dan tanpa terasa profesi sebagai penjaja seks sudah pun terjalani.  

Editor: Udin