Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Serangan Bom Molotov Gereja Samarinda, Satu Balita Akhirnya Meninggal
Oleh : Redaksi
Senin | 14-11-2016 | 11:47 WIB
Bom-Molotov-Samarinda1.jpg Honda-Batam

Serangan Bom di Gereja Samarinda. (Foto: detiknews)

BATAMTODAY.COM, Batam - Salah seorang balita korban ledakan bom di Gejera Oikumene, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya meninggal dunia pada Senin (14/11) sekitar pukul 04.00 WITA, akibat luka bakar cukup parah yang dideritanya.

Bocah perempuan berusia 2,5 tahun berinisal IOM ini meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Sjahranie Samarinda.

"Korban meninggal dunia akibat menderita luka bakar cukup parah, yakni mencapai 78 persen," ujar Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda, Rahim Dinata Majidi, seperti dilansir Antara, Senin (14/11/2016).

Selain menderita luka bakar cukup parah, balita itu, kata Rahim Dinata, juga mengalami pembengkakan paru-paru akibat menghirup asap saat terjadi ledakan.

"Luka bakar di atas 45 persen bagi orang dewasa saja sudah tergolong parah, apalagi sampai 78 persen dan ini dialami oleh balita. Korban juga mengalami pembengkakan paru-paru akibat menghirup asap saat terjadi ledakan," ucap Rahim Dinata.

Tim dokter, lanjut Rahim, telah berupaya memberi pertolongan kepada Intan, namun akibat luka bakar yang diderita cukup parah sehingga nyawa perempuan itu tidak dapat tertolong.

"Kami sudah berupaya keras dengan melibatkan tim bedah plastik, bedah umum, anestesi, ahli anak dan juga dari keperawatan intensif untuk menolong anak itu, tetapi karena akibat luka bakar yang cukup parah, sehingga jiwanya tidak bisa tertolong," katanya.

Sementara, satu korban lainnya, yakni Triniti Hutahaya (3) yang mengalami luka bakar mencapai 50 persen, saat ini masih dalam perawatan intensif tim dokter RSUD AW Sjahranie.

"Luka bakar yang dialami Triniti mencapai 50 persen dan juga mengalami pembengkakan paru-paru akibat menghirup asap saat ledakan. Masa kritis biasanya berlangsung 10 sampai 12 hari dan kami terus berupaya agar korban bisa melewati masa kritisnya," jelas Rahim Dinata.

Menurut Rahim, dua korban lainnya yang saat ini masih dirawat di RSUD IA Moes, luka bakarnya sekitar 16 persen. Mereka juga akan bawa ke RSUD AW Sjahranei untuk menjalani pengobatan.

Ledakan bom terjadi di Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo RT 03, Nomor 37, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, pada Minggu pagi sekitar pukul 10. 15 Wita, menyebabkan lima orang terluka, empat diantaranya menderita luka bakar serius dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda Seberang.

Empat korban terluka yang dirawat di RSUD IA Moes yakni, Intan Olivia Marbun (2,5), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), Triniti Hutahaya (3) serta Anita Kristabel Sihotang (2).

Dua balita yang menderita luka bakar cukup parah yakni Intan Olivia Marbun dan Triniti Hutahaya pada Minggu sore (13/11/2016) sekitar pukul 16.15 Wita langsung dirujuk ke RSUD AW Syahranie.

Polisi telah menangkap satu pelaku, yaitu Joh Alias Jo Bin Muhammad Aceng Kurnia, 32 tahun. Ia merupakan mantan narapidana teror bom Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Tangerang beberapa waktu lalu.

Ia pernah menjalani hukuman pidana 3,5 tahun pada 2012, dan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014.

Joh alias Juhanda merupakan anggota kelompok pelaku teror bom buku Puspitek yang dipimpin Pepi Fernando. Pepi Fernando divonis hukuman penjara 18 tahun pada awal Maret 2012.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha