Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wow! Sejam, Alibaba Raup Transaksi Rp66 Triliun di Hari Lajang
Oleh : Redaksi
Sabtu | 12-11-2016 | 12:58 WIB
Alibaba1.jpg Honda-Batam

Alibaba Raup Transaksi Rp66 triliun dalam Sejam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Hanya dalam waktu satu jam, raksasa e-commerce Alibaba meraup nilai transaksi hingga US$5 miliar atau setara Rp66 triliun pada perayaan Hari Lajang yang jatuh pada Jumat, 11 November 2016. Perolehan itu 30 persen lebih banyak dibanding nilai transaksi satu jam pertama Hari Lajang tahun lalu.

 

"Pada 2013 lalu, 35 miliar yuan (Rp66 triliun) adalah nilai transaksi total selama satu hari, sekarang kita bisa memperolehnya dalam satu jam saja," ujar CEO Alibaba Daniel Zhang seperti dikutip dari Reuters.

Hari Lajang yang ditandai dengan angka 11-11 di kalender merupakan ajang belanja terbesar di China yang dirayakan 24 jam tanpa henti. Pertama kali diperkenalkan pada 2009, ajang ini menjadi tolak ukur performa Alibaba dan menjadi petunjuk perubahan tren belanja online masyarakat China.

Ajang belanja besar-besaran ini juga menunjukkan bahwa ponsel adalah medium belanja utama bagi masyarakat China. Penjualan Alibaba tahun lalu tercatat sekitar 84 persen transaksi dalam dua jam pertama dilakukan via ponsel dan tablet.

Peningkatan penjualan di Hari Lajang tahun ini diperkirakan bakal mengangkat nilai penjualan Alibaba pada kuartal 3 setelah pendapatan mereka naik 55 persen di kuartal sebelumnya. Pencapaian itu akan menenggelamkan prediksi sejumlah analis.

Hari Lajang yang resmi berlangsung tepat tengah malam dimulai dengan merilis kloter pre-order yang kerap dilakukan pelanggan untuk menghindari kehabisan stok. Tak heran hanya dalam lima menit, nilai transaksi yang masuk ke kas Alibaba bisa mencapai miliaran dolar AS.

Namun Alibaba bukanlah satu-satunya perusahaan e-commerce yang panen untung di Hari Lajang. JD.com, rival utama Alibaba di China, dan sejumlah perusahaan lain ikut ambil bagian di hari besar itu. Mereka adu sikut dengan menawarkan diskon besar untuk menarik pelanggan.

Di sisi lain, ketatnya kompetisi di Hari Lajang menimbulkan dampak negatif. Tayangan iklan palsu dan statistik rekaan jadi pemandangan normal di masa-masa promosi jelang Hari Lajang di China.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran dari pihak regulator China. Pekan ini pemerintah China baru saja memperingatkan situs belanja online untuk tidak membuat strategi penjualan yang melanggar ketentuan.

Sebelumnya, komisi persaingan usaha Amerika Serikat (SEC) baru memeriksa Alibaba mengenai skema penulisan laporan penjualan di Hari Lajang. Alibaba berusaha meredakan kecurigaan dengan menyebut penyelidikan oleh SEC itu tidak berkaitan dengan pelanggaran hukum apa pun.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha