Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menhan Sebut Pemerintah Tak Bisa Jaga Setiap Pelaut Indonesia
Oleh : Redaksi
Rabu | 09-11-2016 | 14:26 WIB
menhan.gif Honda-Batam

Menhan Ryamizard Ryacudu meminta pelaut Indonesia mempelajari kasus penyanderaan yang pernah terjadi. Alasannya, kerja pemerintah tak hanya membebaskan sandera. (Sumber: REUTERS)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut dua warga negara Indonesia yang diculik kelompok milisi bersenjata di perairan Sabah, Malaysia, tidak belajar dari peristiwa penyanderaan yang pernah terjadi sebelumnya.


Ryamizard berkata, pada lokasi yang sama, penculikan pekerja kapal sudah terjadi berulang kali.

“Itu orang enggak disiplin saja, sudah beberapa kali ada kejadian kok masih saja enggak peka. Enggak bisa dong mengawasi satu per satu orang di laut,” ujarnya di Jakarta, Selasa malam kemarin.

Ryamizard menyatakan, pemerintah tidak bisa mengawasi setiap warga negara Indonesia yang bekerja di laut lepas. Ia meminta para pekerja kapal untuk menjaga keamanan diri sendiri.

“Masing-masing harus mawas diri, peka. Tugas kami memang menyelamatkan, satu orang anak bangsa pun harus diselamatkan, tapi bukan itu saja pekerjaan kami. Banyak pekerjaan lain,” tuturnya.

Ryamizard mengatakan, setelah rentetan penyanderaan, pemerintah telah mewanti-wanti pelaut dan perusahaan asal Indonesia untuk waspada saat melintasi perairan rawan perompak.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu berkata, pemerintah bahkan sebenarnya sudah melarang mereka berlayar di kawasan yang pernah menjadi lokasi penculikan.

“Sudah saya ingatkan agar berhati-hati. Kalau di sana tempat sandera, ya jangan ke situ. Itu kan tempat penyanderaan. Kalau masih ke sana juga, ya terjadilah. Saya menyesalkan itu,” katanya.

Ryamizard mengatakan, selama ini kerja sama trilateral di bidang pertahanan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina berjalan baik. Meskipun pada kenyataannya kasus penyanderaan kembali terjadi.

Sebelumnya, di Kota Kinabalu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu Menteri Besar Sabah Dato Musa Aman dan Komandan Eastern Sabah Security Command Mayor Jenderal Wan Abdul Bari.

Retno meminta Malaysia menjamin keselamatan sekitar enam ribu WNI yang bekerja di kapal-kapal penangkap ikan Malaysia. Permintaan itu juga pernah diutarakannya sebelum Ahad kemarin.

Dua pejabat Sabah itu berkata, pengamanan terhadap perairan mereka memang perlu ditingkatkan. Mereka akan mewajibkan pemilik kapal memasang automatic identification system.

Tak hanya itu, mereka juga berjanji mensosialisasikan langkah pengamanan pelayaran kepada perusahaan dan anak buah kapal.

Selain itu, mereka juga akan membangun mekanisme tanggap darurat yang lebih baik dan membuat titik aman di sejumlah pulau kecil di sekitar perairan Sabah.

Sumber: REUTERS
Editor: Udin